Sore sahabat kompasiana, tahukah kalian apa itu madumongso?? diantara kalian pasti sudah kenal donk sama jajanan tradisional satu ini? Ada yang belum tahu??? Memang sih, bagi yang tinggal di luar jawa mungkin agak asing dengan yang namanya madumongso. Beda lagi kalau di Jawa, selama hari raya tiba hampir tiap rumah menyajikan jajanan yang rasanya cenderung legit ini. Bahkan dewasa ini jajanan madumongso tidak hanya cenderung ada pada hari raya saja, hari-hari biasapun dengan mudah bisa kita peroleh.
Hampir tiap toko oleh-oleh atau mini market menyediakan madumongso dengan beraneka macam merk, model kemasan bahkan ada juga yang di inovasi dengan bermacam-macam buah. Sebelum membahas mengenai inovasi dari madumongso, sejenak kita fahami dulu apa itu madumongso. Madumongso adalah jajanan khas jawa yang terbuat dari ketan yang difermentasi menjadi tape, kemudian dicampur dengan santan, gula, garam dan bahan tambahan lainnya. Untuk ketannya sendiri kita bisa menggunakan ketan putih maupun hitam. Untuk asal usul madumongso sendiri sebenarnya tidak ada sumber yang mengatakan pasti asalnya dari mana. Ada yang mengatakan dari Jawa Timur, ada juga yang mengatakan dari Jawa Tengah.
Tapi terlepas dari perbedaan pendapat itu, tidak ada salahnya kalau kita ikut melestarikan kuliner warisan nusantara asli produk anak negeri ini. Terkait nama madumongso, sebenarnya berasal dr dua suku kata yaitu "madu" dan "mongso". Madu berdasarkan kamus besar bahasa indonesia adalah cairan yang mengandung banyak zat gula sehingga memiliki rasa manis yang terdapat pada sarang lebah. Mongso sendiri berasal dari kosa kata jawa "rumongso" yang artinya "merasa/mirip/seperti". Jadi.. maksud dari madumongso bisa diartikan dengan makanan yang mempunyai rasa manis yang mirip seperti madu.
Adapun cara membuat madumongso adalah sbb;
1) Ketan hitam/putih direndam selama sehari kemudian dicuci sampai bersih dengan air mengalir
2) Kukus ketan sampai tanak kemudian angkat dan dinginkan
3) Ketan yang sudah dingin taburi ragi tape sampai merata dan taruh pada wadah yang rapat dan biarkan selama 2 hari
4) Setelah ketan sudah berubah menjadi tape siapkan santan, gula dan garam
5) Rebus campuran santan, gula, garam dan daun pandan selama kurang lebih 3 jam
6) Setelah santan dirasa tinggal 30% masukkan tape dan aduk terus adonan sampai mengeluarkan minyak dan ketika diangkat tidak lagi lengket.
Selama ini madumongso cenderung hanya terasa legit/manis. Tapi tahu kah kalian kalau sekarang ada inovasi baru??? Yaitu madumongso yang memiliki aneka rasa buah alami. Ada nanas, sirsak, jahe, mangga, jambu biji dll. Sehingga menjadikan madumongso tidak hanya cenderung legit, tapi ada varian rasa buah yang nikmat dan tentunya menambah nilai gizi. Dan yang pasti semua dari buah-buahan alami.
Madumongso tersebut diproduksi oleh "Pelangi Rizqy" yang beralamat di Dsn. Sidorejo, Ds. Gentong, Kec. Paron, Kab. Ngawi Jawa Timur. Madumongso pelangi rizqy ini memiliki ke unikan tersendiri. Selain dari rasa yang mempunyai banyak varian, juga karena kemasannya yang tampil lebih modern. Karena konsep yang diusung dari pelangi rizqy adalah clasic, elegan dan modern. Dengan tujuan, agar jajanan tradisional khas nusantara ini suatu saat mampu bersaing dikancah internasional. Karena pada kemasannya juga sudah tercantum  edisi bahasa inggrisnya.
Dengan kemasan yang lebih modern, madumongso tidak hanya pantas diminati oleh ibuk-ibuk sebagai pelengkap isi toples di meja saja. Namun, anak muda yang ingin membawa ke sekolah, sebagai bekal cemilan di kantorpun juga oke. Keunikan dari konsep itupun diterima oleh masyarakat luas, sehingga madumongso pelangi rizqy tak jarang menyeberang pulau sampai ke batam, kalimantan, sumatera dan pulau lain di Indonesia.
Tak luput juga keunikan madumongso yang mempunyai tagline "Find your inspiration in my sweetness" dilirik oleh trans7, sehingga pada bulan juli lalu team tau gak sih trans7 berkunjung ke tempat produksi madumongso pelangi rizqy untuk melihat proses pembuatannya secara langsung.
Yuk sobat,,, lestarikan kuliner asli nusantara, agar kuliner kita terus berkembang dan kelak mampu bersaing di pasar global. Amiin.. Kalau bukan kita yang menjaga warisan nenek moyang siapa lagi, dan kalau bukan dari sekarang kapan lagi???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H