Mohon tunggu...
moshes manihuruk
moshes manihuruk Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Cinta Gusdur dan Teks Anekdot

19 Mei 2023   11:52 Diperbarui: 19 Mei 2023   12:01 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Gusdur adalah Presiden Republik Indonesia pada periode 1999 - 2001. Ia adalah seorang Presiden yang sering kali menyampaikan kritiknya melalui cara yang lucu, yakni teks anekdot. Caranya yang unik dalam menyampaikan kritik menjadikannya seorang presiden yang unik diantara presiden-presiden yang pernah memerintah negeri ini. Walaupun caranya yang lucu dalam menyampaikan kritik, namun metode ini sering kali menjadi kontroversi. Tentu saja sebagai seorang Presiden, tata cara dalam bertindak dan berperilaku pastinya menjadi perhatian bagi banyak orang. Sebagai seorang Presiden, tentu saja perilaku yang diharapkan khususnya dalam menyampaikan kritik, adalah penyampaian melalui kata-kata yang formal. Hal inilah yang menjadi hal yang menarik dari artikel tersebut, yakni fakta bahwa Gusdur adalah presiden satu-satunya di Indonesia yang berani untuk menggunakan teks anekdot dalam penyampaian kritik.

       Berdasarkan pendapat para ahli - ahli teks anekdot adalah cerita narasi ataupun percakapan yang lucu dengan berbagai tujuan, baik hanya sekadar hiburan atau sendau gurau, sindirin, atau kritik tidak langsung. Namun dengan melihat penggunaan teks anekdot oleh Gusdur, teks anekdot sebenarnya memiliki fungsi lain yang mampu untuk mengubah definisi dari teks anekdot itu sendiri. Gusdur banyak sekali menggunaan teks anekdot untuk mengkritik hal-hal yang tidak berkenan, contohnya adalah yang berkaitan dengan polisi jujur. Apabila kita melihat struktur teks anekdot oleh Gusdur, dapat dilihat bahwa teks anekdot dapat berfungsi untuk memberikan kritik langsung, sekaligus menghibur. Oleh karena itu, menurut saya teks anekdot adalah cerita narasi/percakapan lucu yang bertujuan untuk memberikan kritik langsung dengan cara yang menghibur.

      Salah satu teks anekdot yang menurut saya menarik adalah teks anekdot milik Gusdur yang berjudul Kuli & Kyai. Teks anekdot tersebut berbunyi :

Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.

Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!

Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda berkerumun di sini?"

"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."

       Dari teks anekdot tersebut, hal yang paling menarik adalah bagaimana Gusdur mengkritik kaum muslimin yang memiliki kemampuan intelektual yang rendah, sehingga semua hal yang dikatakan oleh orang Arab, dianggap sebagai doa yang suci. Hal ini merupakan permasalahan yang disadari oleh Gusdur, walaupun dia sendiri adalah seorang kaum Muslim, namun Ia tetap berani untuk mengkritiknya. Cara mengkritiknya juga sangatlah gamblang dan dibalut dalam teks anekdot yang lucu, sehingga menjadi sangat menarik bagi saya untuk membacanya.

       Dari banyaknya fungsi dalam teks anekdot, melalui teks anekdot milik Gusdur yang berjudul Kuli & Kyai, saya melihat bahwa fungsi yang dominan adalah untuk mengkritik. Kritikan ini diarahkan kepada kaum muslim yang menganggap segala ucapan orang arab sebagai doa. Hal ini juga berhubungan dengan maraknya arabisasi pada waktu itu, dimana beberapa orang Indonesia meninggalkan kebudayaan aslinya dan merangkul kebudayaan Arab hanya karena omongan orang Arab yang mereka tidak mengerti namun mereka anggap sebagai ucapan yang suci. Walaupun begitu, saya juga memperoleh fungsi menghibur dari teks anekdot ini, namun tetap yang lebih dominan adalah fungsi untuk mengkritik, dengan melihat dari isi teks anekdot Gusdur.

       Menghubungkan dengan peristiwa di sekitar, saya menemukan bahwa Teks Anekdot ini sangatlah berguna untuk menyampaikan realita dari hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan muslim, yang masih banyak kurang intelektual. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari, teks anekdot ini sangatlah berguna untuk menyampaikan kritik berkaitan dengan intelektual masyarakat Indonesia. Tidak terbatas dengan kaum muslim saja, namun seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat diterapkan melalui tindakan-tindakan demonstrasi, ataupun penyampaian pendapat yang berkaitan dengan topik pendidikan.

      Pada akhirnya, teks anekdot adalah salah satu cara yang unik untuk menyampaikan kritik. Apabila dipergunakan dengan baik, maka teks anekdot mampu memberikan dobrakan yang besar untuk perubahan. Namun, teks anekdot juga terkadang mampu menimbulkan keributan terhadap orang-orang yang tidak mampu untuk menyadari pesan yang ingin disampaikan oleh teks anekdot tersebut. Oleh karena itu, dalam menulis ataupun menyampaikan teks anekdot, perlu diperhatikan penggunaannya, agar digunakan dalam waktu dan situasi yang tepat dan sesuai dengan tujuan dari penulisan teks anekdot tersebut.

JC/17

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun