Neorealisme cenderung statis dan tidak responsif terhadap perubahan signifikan dalam hubungan internasional, seperti globalisasi, perkembangan teknologi, dan isu-isu transnasional (seperti perubahan iklim dan terorisme). Teori ini sering kali gagal untuk mempertimbangkan bagaimana fenomena baru ini mengubah dinamika kekuasaan dan interaksi antarnegara.
5. Pandangan Pesimis
Pendekatan neorealis sering kali dipandang pesimis, memandang konflik sebagai hal yang tak terhindarkan dalam hubungan internasional. Sikap ini dapat mengabaikan potensi untuk diplomasi, negosiasi, dan pembangunan perdamaian. Kritikus berargumen bahwa pendekatan ini bisa membuat analisis dan respons terhadap konflik menjadi kurang inovatif dan lebih reaktif.
Kritik-kritik ini menunjukkan bahwa meskipun neorealisme memberikan pemahaman yang kuat tentang kekuatan dan konflik dalam hubungan internasional, ia memiliki keterbatasan yang signifikan. Hal ini mendorong pengembangan teori alternatif seperti liberalisme dan konstruktivisme, yang mencoba mengatasi beberapa kelemahan neorealisme dengan menekankan pentingnya kerjasama, norma, dan konteks sosial dalam analisis hubungan internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI