"Arti sahabat". Demikian judul sebuah sinetron yang banyak diminati kaum remaja pada masanya. Beberapa episode-nya manampilkan tema-tema menarik. Salah satu tema yang menarik untuk didalami ialah soal "persaingan cinta di antara para sahabat".Â
Persaingan cinta dalam sinetron itu secara sangat sederhana dapat digambarkan demikian. Terdapat dua laki-laki yang bersahabat satu sama lain. Tetapi, keduanya jatuh cinta kepada gadis yang sama.Â
Di mata gadis itu, keduanya memiliki potensi yang sama untuk juga dicintainya. Dengan kata lain, kedua "cowok" itu punya segala kemungkinan yang sama untuk mendapatkan cinta si gadis.
Sejak keduanya sadar sedang mencintai gadis yang sama dan sedang berada dalam "persaingan cinta" yang rumit, keduanya mulai menjaga jarak satu sama lain. Singkat cerita, persahabatan mereka mulai tampak kurang harmonis.
Tak lama berselang, keduanya menyadari bahwa yang namanya persaingan tidak mungkin dimenangkan oleh kedua belah pihak. Salah satunya pasti kalah, dan kekalahan selalu mengandung kekecewaan dan dendam.Â
Keduanya mulai sadar, bahwa aktivitas mengecewakan dan menimbulkan dendam dalam diri satu sama lain "bukan mereka banget". Karena kesadaran itu, mereka mengubah haluan.Â
Persaingan cinta itu tidak lagi diarahkan untuk mendapatkan si gadis, tetapi hanya melibatkan dan menyangkut mereka berdua. Keduanya mati-matian mengalah dan membiarkan hanya salah satunya saja yang terus berjuang mendapatkan cinta si gadis, sementara yang satunya memilih mundur. Lho, kok nyerah?Â
Sebetulnya bukan menyerah. Tetapi, mengalah demi persahabatan. Menyadari tindakan sahabatnya itu, yang satunya lagi ikut mengalah. Tapi, bukan ikut-ikutan. Ia memilih untuk mengalah juga karena alasan persahabatan.Â
Singkat kata, keduanya bersaing untuk membahagiakan sahabatnya. Pada titik ini, mereka mengangkat jauh arti persaingan cinta ke level paling tinggi, yakni bersaing demi membahagiakan sang sahabat. Luar biasa, bukan?