EcoTourism atau Ekowisata menjadi bagian dari Konsep Sustainable Tourism. Perlunya dilakukan Ecotourism sejak dini, karena adany perubahan minta wisman dalam melakukan perjalanan wisata. Kini, para wisman lebih suka dengan perjalanan wisata yang mempunyai kontak dekat dengan masyarakat pribumi destinasi.
Pernyataan ini dituliskan langsung oleh Ni Made Tirtawati, S.Si., M.Par KPS Manajemen Kepariwisataan (MKP) STP Nusa Dua Bali beberapa tahun lalu.
Made Tirta mengutarakan bahwa Ekowisata sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya ) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya.
Menurutnya, Ekowisata mempunyai tiga ciri khusus diantaranya, Ekowisata memfokuskan pada atraksi wisata dengan wawasan lingkungan alami, Produk dari ekowisata tersebut merupakan kombinasi dari Ecotourists dan lingkungan alami dengan konsep alami termasuk juga kegiatan adventure, dan Ekowisata haruslah berkesinambungan.
Hal senada diutarakan oleh Andreas Bryan Wagey, Finalis Video Essay Competition FITE 2016 dari STP Nusa Dua Bali.
Dalam keterangannya, Andreas menegaskan bahwa lingkungan itu banyak memberikan sumbangsih dalam pertumbuhan industri pariwisata di masa mendatang.
Video Andreas yang berjudul The 2016 of FITE Topic mengangkat contoh pemanfaatan Mangrove sebagai salah satu destinasi Ekowisata di Bali.
” Melalui video ini, diharapkan banyak pelaku wisata lebih aware terhadap lingkungan dan kelestarian alam,” ujar Andreas pada Kamis (2/6).
” Ide dalam video ini bercerita tentang Sustainable Environment, dan Mangrove ini sebagai salah satu contoh ekosistem,” jelasnya.
Sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan , bahwa Ecotourism ini sebagai salah satu bentuk pariwisata masa depan guna mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan khususnya terhadap lingkungan, sosial budaya dan ekonomi di daerah destinasi.
Rilis : Tangkasnews.com , Jumat 3 Juni 2016
