Alat-alat perang masyarakat pada saat itu Ipuh, eltep, pohon jelatang yang dibisakan dan Keris. Â
1872 sejarah perang Tanduk BenuaÂ
Pada masa itu di dirikanlah sebuah Benteng Pertahanan yang dibuat oleh Mariam Surbakti raja pada saat itu, Beliau meninggal dunia dibunuh oleh Belanda dan jasadnya tidak diketahui sampai saat ini.
Desa Suka Makmur adalah nama perkampungan yang berada di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang yang berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo.
Asal Desa Suka Makmur dimuali dari sejarah Perang Sunggal Tahun 1872 dan berakhir pada Tahun 1895, pada saat itu hanya dikenal dengan sebutan TANDUK BENUA.
Setelah hancurnya Sunggal, kemudian dilanjutkan NABUNG SURBAKTI yang membuat markasnya di Tanduk Benua, perang tersebut terjadi kurang lebih selama 3 Tahun.
Nabung Surbakti atau sering di panggil PULU JUMA RAJA lahir di Desa Bunga Pariama, sebuah kampung yang sekarang berada di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Tanah Karo.
Nabung Surbakti adalah Panglima Perang Sunggal yang mampu mengerahkan 1.000 orang lebih pasukan Simbisa , para Simbisa dibawah pimpinan NABUNG SURBAKTI bersama pasukan Urung Sunggal Serbanyaman dibawah pimpinan DATUK JALIL SURBAKTI dan DATUK SULUNG SURBAKTI.
Trio Surbakti melakukan perlawanan terhadap Kolonial Belanda adalah BADIUZZAMAN SURBAKTI, MADINI SURBAKTI, dan NABUNG SURBAKTI.Ketika Belanda memperdaya BADIUZZAMAN dan MADINI SURBAKTI, Belanda mengasingkan mereka ke Cianjur Jawa Barat, maka Panglima Perang dilanjutkan oleh NABUNG SURBAKTI.
Perang Tanduk Benua tidak dapat dipisahkan dari sejarah Perang Sunggal, Perang Tanduk Benua ini terjadi ketika Kolonialis Belanda yang bekerjasama dengan Sultan Deli mencaplok Tanah ULayat Masyarakat Karo untuk dijadikan Perkebunan.
NABUNG SURBAKTI selalu mengambil gunung atau bukit sebagai benteng pertahanan sekaligus basis perjuangannya, bagi Belanda NABUNG SURBAKTI harus dihabisi agar rencana Perkebunan Tembakau Belanda bisa berjalan mulus, Perang Sunggal yang dimulai dai Tahun 1872 dan terus menerus berlangsung hingga sampai daratan tinggi KARO.