Btw, sekali lagi, penghormatan dan apresiasilah yang akhirnya menjadi point of reference, titik konklusi pertautan pengalaman perjumpaan jutaan orang dengan Gus Dur. Di balik kekayaan khazanah eksistensi semasa hidupnya, terbersit simpul-simpul kecil esensi diri Gus Dur yang bisa ditarik masing-masing kita yang kemudian melahirkan aneka gelar personal maupun public. Bagiku Abdurrahman Wahid adalah seorang tokoh beritegritas moral level atas.
Untuk mencapai level itu, sebesar apa pun kontroversi politik yang pernah melibatkannya - presiden yang dimakzulkan - tidak akan melenyapkan image positifnya di mata rakyat. Integritas moralnya telah dimaknai dengan penghormatan rakyat sepanjang sejarah, tanpa perlu meninggalkan kontroversi berkepanjangan untuk pemberian gelar pahlawan, seperti mantan presiden lainnya. Ia tidak perlu strategi komunikasi pencitraan untuk menciptakan kesan positif. Keberanian dan integritas diri untuk berpihak pada yang benar telah menghadiakan berbagai gelar ketokohan. Itulah ketokohan sejati seorang yang berintegritas moral. Adios Gus Dur…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H