Diteruskan oleh Putranya
Sekarang bengkel itu diteruskan oleh salah satu putranya yang bernama panggilan Bapak Kristian Hutagalung.
Menukangi sebuah gitar dengan suara bagus bukan perkara mudah. Bapak Kristian belajar membuat gitar sejak kelas 3 SMA. Dibawah arahan sang ayah, butuh lima tahun baginya untuk terampil.
Memang kelihatan gampang. Mungkin seorang tukang perabot dapat membuat gitar, tetapi itu hanya sebatas berbentuk sebuah gitar. Bagaimana dengan suara yang dihasilkan dan kekuatannya?
Saat masih tahap belajar, Bapak Kristian sendiri mengaku banyak mendapat keluhan dari pemesan. Baru seminggu dipakai, gitar yang dibuatnya itu sudah rusak. Ada yang suaranya melempem, fals, stangnya bengkok, lemnya lepas, dan keluhan lainnya.
Ada beberapa tahap membuat sebuah gitar akustik. Diawali dari menyiapkan bahan kayu dari sebuah lembaran papan. Papan itu kemudian dibelah dan dipotong sesuai ukuran dan model yang diinginkan.
Pertama untuk bagian waist atau lapisan pinggang yang melingkar. Kemudian bagian top atau body depan (sound hole/lubang suara) dan bagian belakang.
Lalu membentuk neck atau batang/stang, sekaligus dengan headstock, heel dan strap. Setelah seluruh bagian terpadu, kemudian dihaluskan dengan amplas dan proses pengecatan.
Kalau tahap bodi itu beres, barulah pemasangan komponen nut, fret, tuning keys, bridge pins, saddle, dot positions, pickguard, binding, dan strings. Dalam hal pemasangan semua komponen itu memiliki tehnik khusus dan dengan pengukuran yang akurat.
Kualitas suara sebuah gitar itu ditentukan sejak awal, pemilihan kayu bahan baku. Kemudian cara pemotongan tepat, perekatan, dan penghalusan.
Ada dua model bagian top, disambung atau sebadan. Yang model sebadan lebih sulit. Untuk menukangi sebuah gitar yang bagus membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Sedangkan untuk yang standar, sepekan dapat selesai.
Harga gitar buatan Bapak Kristian dibandrol mulai dari Rp 800 ribu hingga yang termahal Rp4,5 juta per unit. Harga itu sesuai dengan jenis kayu, tingkat kesulitan pembuatan, dan modelnya.