Mohon tunggu...
Marihot Simamora
Marihot Simamora Mohon Tunggu... -

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dimarahi Anak TK

18 Juli 2018   22:43 Diperbarui: 18 Juli 2018   23:18 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TERINGAT sebuah peristiwa kecil yang bikin aku malu kepada diri sendiri. Dimarahi seorang anak-anak karena melanggar aturan yang seharusnya kupatuhi.

Bermula ketika itu aku mengajak keponakanku, Chintia, jalan-jalan sore dengan sepedamotor. Chintia masih 5 tahun. Anaknya aktif dan pintar. Dia tinggal di Kota Medan, Sumatera Utara. Datang ke Kota Sibolga, daerah domisiliku, dalam masa liburan sekolah.

Saat itu jalanan tak begitu ramai. Kami melaju santai dari arah Jalan Suprapto. Selama perjalanan Chintia banyak bertanya sambil menunjuk-nunjuk.

"Itu apa, kenapa, Tua (panggilannya kepadaku)?". Rasa ingin tahunya tinggi.

Tiba-tiba saat mendekati lampu merah (traffic light) perempatan eks Bioskop Tagor, dia berteriak.

"Red, red, Tua, stop!," teriaknya.

Kulirik sekejap memang saat itu lampu sedang merah. Tapi kuterobos saja karena waktunya 55 detik lagi ke hijau dan jalanan lengang.

"Huh...! Tua ini, kenapa gak stop tadi, kan red," omel gadis kecil berparas manis itu.

Aku mencoba membela diri dengan mengarang alasan. "Aduh, Tua gak lihat tadi, emang red ya?," kelitku saja karena merasa malu mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada seorang anak kecil.

"Iya, kalau red, itu stop. Kalau green itu jalan. Gitu Tua. Sekali lagi ingat ya!," timpal Chintia menasehatiku.

Aku manggut-manggut saja. "Okey, okey," jawabku.

Sebelum kejadian itu, aku sendiri sering melihat beberapa pengendara di kota kecil ini kerap melanggar rambu-rambu keselamatan tersebut. Meskipun banyak juga yang patuh.

Mirisnya, beberapa kali kulihat seorang ibu yang membonceng dua anak berseragam SD menerobos lampu merah itu. Entah sengaja, atau karena buru-buru, atau mungkin juga anggap enteng karena memang tak ada petugas yang berjaga di perempatan itu.

Chintia yang masih anak TK tahu aturan karena diajarkan oleh gurunya di sekolah. Memang benar nasehatnya tadi. Karakter dan disiplin memang masih menjadi persoalan serius di kalangan orang-orang dewasa bangsa ini. Sekarang kuakui salahku, maafkan Tua ya Chintia. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun