Mohon tunggu...
Mora Maharani
Mora Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saksi Bisu Kekejaman Kolonial Belanda di Jakarta

2 Januari 2023   07:30 Diperbarui: 2 Januari 2023   07:38 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjara Bawah Tanah - Museum Fatahillah / Mora Maharani

Museum Fatahillah, museum sejarah Jakarta yang  dibangun sebagai Balai Kota Batavia dan juga Kantor Dewan Pengadilan pada masa kolonial Belanda menjadi sebuah saksi bisu kekejaman yang dilakukan Bangsa Belanda terhadap Bangsa Indonesia. Salah satunya ialah Ruang penjara bawah tanah, ruang yang menjadi ikonik museum Fatahillah. 

Penjara Bawah Tanah - Museum Fatahillah / Mora Maharani
Penjara Bawah Tanah - Museum Fatahillah / Mora Maharani

Bangsa Belanda menahan para tahanan dengan cara di pasung dengan bola besi seberat 40kg di dalam penjara bawah tanah sebelum akhirnya di eksekusi mati. Sekitar 83% dari total para tahanan meninggal di dalam ruangan ini karena ruangan yang kotor dan berpenyakit. 

Hukuman mati dilaksanakan menggunakan pedang, pedang yang disebut atau dinamai dengan pedang keadilan. Pedang keadilan yang hanya digunakan setelah para tahanan mendapat keputusan dari pengadilan Batavia.

Pedang keadilan tersebut diabadikan di dalam museum sejarah Jakarta, Museum Fatahillah.

Pada saat eksekusi mati berlangsung, lonceng yang terdapat diatas menara/kappola gedung akan dibunyikan sebanyak tiga kali . Lonceng di bunyikan sebagai pertanda bahwa akan ada orang yang dihukum mati. Masyarakat Batavia yang tinggal disekitar balai kota akan berkumpul untuk menyaksikan eksekusi mati tersebut.

Ruang balkon terletak di lantai dua, yaitu berada pas di tengah tengah bila dilihat dari luar - Museum Fatahillah / Mora Maharani
Ruang balkon terletak di lantai dua, yaitu berada pas di tengah tengah bila dilihat dari luar - Museum Fatahillah / Mora Maharani

Eksekusi mati tidak hanya disaksikan oleh masyarakat. tetapi juga disaksikan oleh penggagas hukuman kejam tersebut, yaitu para Hakim dan Gubernur Jenderal. Para Hakim dan Gubernur Jenderal menyaksikan eksekusi  mati tersebut di ruangan balkon, ruang balkon yang langsung tertuju ke tempat eksekusi tersebut dilakukan.

Selain Penjara Bawah tanah yang hanya dikhususkan untuk laki-laki, dan ruang balkon Lorong gelap  juga menjadi saksi bisu kekejaman kolonial Belanda di Batavia . Lorong gelap adalah penjara untuk perempuan. Mereka para perempuan di penjara di dalam lorong gelap ini. Yakni ruangan yang berukuran panjang 9m, lebar 6m dan tinggi 120cm. Ruangan gelap gulita yang selalu tergenang air di saat musim hujan. Lorong  gelap ini pernah menahan Cut Nyak Dien hingga sebelum ia akhirnya diasingkan ke daerah Sumedang. 

Lorong gelap - Museum Fatahillah / Mora Maharanii)
Lorong gelap - Museum Fatahillah / Mora Maharanii)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun