Mohon tunggu...
Maufironi
Maufironi Mohon Tunggu... Seniman - MAHASISWA

hallo readers selamat datang dan selamat membaca :-)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Imam Al Ghazali? Cari Tahu di Sini Yuk!

12 April 2020   20:31 Diperbarui: 12 April 2020   21:05 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beliau sering  mendapatkan perhatian  dari para mahasiswanya. Sampai sampai ia menjauhkan diri dari keramaian. Ia mengasingkan diri dan melakukan pengembaraan selama 10 tahun, di mulai dari Damaskus, Yerussalem, Makkah, kembali ke Damaskus dan terakhir ke Baghdad.

Nama Al-Ghazali menjadi semakin populer di kota Baghdad. Kelompok pengajiannya pun semakin luas. Di kota Baghdad beliau mulai berpolemik dengan golongan Bathiniah Isma'iliah dan juga kaum filosof. Pada masa itu beliau menderita krisi rohani akibat dari sikap kesaigannya.

Orang barat sering menyebutnya skepticim. Akibat dari krisis ini beliau sakit selama 6 bulan dan dokterpun kehabisan daya untuk mengobatinya. Kemudian, ia meninggalkan semua jabatan yang disandangnya, seperti rektor dan guru besar di Bagdad, ia mengembara ke Damaskus.

Di masjid Jami' Damaskus, ia mengisolasi diri ('uzlah) untuk beribadah, kontemplasi, dan sufistik yang berlangsung selama dua tahun. Lalu pada tahun 490 H/1098M, ia menuju Palestina berdoa di samping Kubur Nabi Ibrahim a.s. kemudian, ia berangkat ke Mekkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam Rasulullah Muhammad saw. akhirnya, ia terlepas dari kegoncangan jiwa ini dengan jalan tasawuf.

Selesai ibadah haji, tahun 489 H, dia pergi ke Syam serta tinggal di Damaskus, mengajar di ruangan sebelah barat masjid kota itu. Dari situlah lalu beliau pergi ke Baitul Maqdis untuk beribadah. Setelah dari sana ia terus melanjutkan ke mesir dan tinggal Iskandariah untuk beberapa lama kemudian beliau kembali lagi ke Thus untuk mengisi Karya-karyanya.

Menurut Khalikan " beliau diminta untuk kembai ke Naisabur untuk mengajar kembali di perguruan Nizamiyah. Setelah berkali kali beliau diminta untuk datang ke Naisabur, beliau akhirnya datang. Namun beliau tetap kembali ke Thus lalu mendirikan Khanakah bagi para Sufi dan Madrasah bagi para penuntut ilmunya serta menghabiskan waktunya untuk berbuat banyak kebajikan.

  • KARYA KARYA IMAM AL GHAZALI

Imam Al Ghazali adalah seorang ulama besar yang sangat produktif dalam menulis. Sehingga beliau dapat menciptakan banyak sekali buku.ada yang mengatakan bahwa Imam Al Ghazali memiliki 999 karya. Namun hal ini tidak dapat dibuktikan dengan jelas. Beliau menciptakan karya dalam beberapa golongan. Seperti Al-Qur'an, Ilmu Kalam, Ushul Fiqih, Fiqh, Tasawuf, Manthiq, Falsafah, kebatinan dan lain sebagainya. Dari sekian banyak karya Imam Al Ghazali, berikut adalah beberapa karya yang paling populer dan sering di jadikan sebagai rujukan :

Ihya' Ulumuddin ( menghidupkan ilmu ilmu agama )

  • Ayyuhal Walad ( wahai anak )
  • Bidayah Al Hidayah
  • Fayshal al Tafriqah Bayna Al Islam Al Zanaqah
  • Al Wajiz
  • Tafahut Al Falasifah ( keruntuhan para filosofi)
  • Al Munqidz min Al Dholal
  • PEMIKIRAN IMAM AL GHAZALI TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN

Seorang pendidik yang baik pasti akan memikirkan pendidikan anak didiknya. Tentunya pendidik memiliki tanggung jawab, dan iya harus mampu menjadikan anak didiknya pintar, cerdas dan mandiri. Di dalam dunia pendidikan hal yang harus di pikirkan adalah latar belakang, hakikat, tujuan, metode dan evaluasi yang berhubungan dengan pendidikan.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan, maka itulah yang di sebut dengan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah berbagai macam pengetahuan yang di dalamnya terdapat hal hal yang berhubungan dengan pendidikan. Seperti yang telah disebutkan tadi, terdapat hakikat, tujuan, latar belakang, metode yang berhubungan dengan analis terhadap struktur kegunaannya.

Pemikiran Imam Al Ghazali cenderung bersifat empirisme. Beliau berpikiran bahwa pengaruh pendidikan terhadap seorang anak didik ditentukan oleh orang tuanya. Perilaku orang tua terhadap anaknya dapat berpengaruh terhadap perkembangan pembelajarannya. Menurut beliau seorang anak memang perlu di didik agar dapat menentukan kehidupan bangsa serta menjadi penerusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun