#covid19
oke disini author akan membahas tentang seorang filsuf yunani gaess... siapakah dia?? yap.. Imam Al Ghazali temen temen
pertama tama author akan membahas biografinya
Imam Al Ghazali memiliki nama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali. beliau lahir di kota Thus pada 1058/450H. Thus adalah salah satu kota yang ada di Khurasan (Persia) pada abad ke lima Hijriyah.
Beliau adalah seorang pemikir besar terhadap agama islam, sehingga ia di juluki sebagai  Hujjatul Islam (bukti kebenaran islam) dan Zaid Ad-Dien (Perhiasan Agama). Imam Al Ghazali Wafat di kota kelahirannya pada 14 jumadil Akhir 505 H atau 15 desember 1111 M.
ayah Al Ghazali adalah seorang wara', yang hanya makan dari hasil kerja kerasnya sendiri. ia bekerja sebagai penjual wol. bahkan di sela sela waktunya beliau datang ke para tokoh tokoh agama dari berbagai majelis untuk mendengarkan nasehatnya.
Riwayat ayahnya tidak banyak di tulis oleh banyak orang. sang ayah wafat pada saat Imam Al Ghazali dan saudaranya (Ahmad) menginjak usia anak anak. sebelum ia wafat, ia berpesan pada seorang temannya yang merupakan ahli sufi untuk mendidik dan membesarkan kedua putranya.
- PERJALANAN PENDIDIKAN IMAM AL GHAZALI
Setelah Imam Al-Ghazali mempelajari berbagai ilmu di Jurnani, kemudian ia berpindah ke Naishabur untuk menimba ilmu kepada Imam Dhiya al-Din al-Juwaini atau Imam Al-Haramain, seorang  direktur Madrasah al-Nidzamiyah pada saat itu.
Pada saat belajar di sinilah Al-Ghazali mendalami ilmu fiqih madzhab, ushul fiqih, manthiq, ilmu kalam, dan filsafat. Di Naisabur ini al-Ghazali menjadi semakin cerdas, mendalami pengamatannya, kuat hafalannya, dapat menyelami makna secara mendalam, dan cakap dalam berdebat.
Setelah imam Al-Haramain wafat, Al-Ghazali meninggalkan Naisabur lalu pergi ke mu'askar pada taun 478 H. Ia menetap disana hingga di daulat menjadi salah seorang pengajar di Madrasah Al-Nzhamiyah tahun 484 H. pada tahun 1091, Al-Ghazali di undang oleh perdana menteri, Nizam Al-Mulk (pemerintahan Bani Saljuk). Pada saat beliau berpidato keilmuannya tampak sangat tinggi.
Lalu para ulama' yang hadir di waktu itu mengakui akan kemuliaan dan ketinggian ilmu yang dimiliki Al-Ghazali. Menteri Nizam Al-Mulk akhirnya memberi anugrah kepada Imam L-Ghazali pada tahun 484 H/1091 M, sebagai guru besar (profesor) pada perguruan Tinggi Nizamiyah, Baghdad. Beliau hanya mengajar selama 4  tahun. Di tempat itu Al-Ghazali menyelesaikan  studinya mengenai teologi, filsafat, ta'limiyah dan tasawuf.Â