Waktu berlalu, memasuki tanggal 30 Desember, bersama temannya yang tidak lupa dan tentunya mengunjungi taman baca yang masih menjadi ikon di desa itu, setelah sekian bulan. Kali ini, ia tidak melihat banyak perubahan, hanya ruangan di sini tercium semakin harum.
"Wangi banget ga sih?" ujarnya pada kawannya.
"Biasa kali, Jay. Kaya di mall. Nih air mancur gede amat," tanggap teman sebayanya santai, sembari terpaku pada air mancur yang masih berdiri dengan indahnya. Air mancurnya cukup terawat dengan tanpa lumut yang merambat pada dinding-dindingnya.
Tidak semua terawat, sayangnya.
"Dulu ga sewangi ini..." gumamnya sambil melihat sekeliling. Ia mulai melihat detail dari lobby ini.
"Karena dah bayar kali, makanya makin wangi," ucap kembali kawannya saat mengerti temannya pernah ke sini saat masih baru-barunya.
Sementara si Jay tidak menggubrisnya, matanya masih menelisik sudut-sudut ruang. Tampak 1 rak buku untuk diperlihatkan pajangan atau unggulannya, tampak beberapa warna mulai mengelupas. Lalu, ia mulai melihat tembok yang masih segar warna putihnya. Namun, beberapa warnanya mulai timbul tidak merata. Layaknya dihinggapi jamur-jamur nakal.
Jay mengajak kawannya ke kamar arsip, mengharap tidak terjadi suatu hal di sini. Sayangnya, temannya menolak untuk masuk karena tidak sewangi lobby dan kamar-kamar lain. Bahkan bau lembab lebih mencolok di sini.
Jay bersikukuh ingin melihat-lihat sebentar. Ia menelisik keadaan barang-barang antik di sini. Barangnya terlihat terawat, sayang rak-raknya cenderung dibiarkan. Terlihat warna-warnanya mulai timbul atau terkelupas. Begitu juga dengan adanya buku yang dipajang terbuka, dengan beberapa tintanya mulai memudar.
"Wanita itu benar..." gumamnya sembari kembali ke temannya yang tidak sabar menikmati kamar berbalkon di lantai dua.
Pada hari itu, ia cukup menikmati liburnya, sambil memikirkan taman baca yang unik ini. Ia mengira dengan keunikannya sudah dapat memoles kesempurnaannya, dari ikon di tempat asri hingga terkenal di sosial media. Namun, masih ada saja detail yang mungkin tak banyak orang yang melihat.