Mohon tunggu...
Juni Triyani
Juni Triyani Mohon Tunggu... Lainnya - -

Berekspresi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perapian

23 Januari 2024   21:07 Diperbarui: 23 Januari 2024   21:10 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada kesunyian yang lapang
Kau temukanku disudut, memeluk dinginya sepi
Kau itukah adam?
Yang memungut kayu berserakan
Yang mengadu batu memercik api
Mencipta perapian

Diantara nyala api kita mulai berdialog
Saling memperkenalkan diri
Dan kau mulai mengalun nada, meraih jemari
Merengkuhku untuk mulai menari

Namun pada akhirnya kita kehabisan kayu
Menyisakan bara merekah merah
Berpendar temaram diwajahmu
Disana, dua bola matamu
Lekat menusuk, menggores relungku

Hingga tak ada lagi yang tersisa
Selain gulita yang nyata adanya
Dan kau mulai merakit kata
Mendendang kalimat perpisahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun