Yang membuat pengakuan adalah orang-orang dekat Jokowi, yakni Naniek S Dyang wartawan yang jadi tim suksesnya pada Pilkada DKI dan Hashim Djoyohadikusumo yang jadi penyandang dananya.
Belakang terungkap dari Hashim bahwa ia menggelontorkan uang yang cukup banyak untuk pencaguban Jokowi: http://bit.ly/1iMUJCK. Tuduhan ini menjadi cukup serius karena dana kampanye yang dilaporkan oleh Jokowi jauh lebih kecil: http://bit.ly/1kjLZtg.
Bayangkan berapa besar dana yang dikeluarkan oleh Jokowi selama pilkada DKI. Kalau untuk kendaraan saja mencapai Rp 52.5 milyar, berapa dana iklan media massa, iklan media luar ruang, relawan, saksi dll.
Padahal seperti diatur dalam undang-undang laporan palsu tentang dana pemilu bisa dipidana http://bit.ly/1mKQRVC.
Nah dengan waktu yang tersisa sebelum 9 Juli diharapkan makin banyak kampanye negatif yang muncul, sehingga publik makin tau siapa yang akan dipilih.
Jadi mau pilih siapa? Capres tegas tapi temperamental, atau Capres yang terkesan lugu, polos dan  jujur, tapi belakangan terungkap haus kekuasaan dan suka berbohong?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H