Mohon tunggu...
James Monput
James Monput Mohon Tunggu... -

Kembara belantara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilih Capres Tukang Bohong Atau Temperamental?

3 Juni 2014   18:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:45 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang membuat pengakuan adalah orang-orang dekat Jokowi, yakni Naniek S Dyang wartawan yang jadi tim suksesnya pada Pilkada DKI dan Hashim Djoyohadikusumo yang jadi penyandang dananya.

Belakang terungkap dari Hashim bahwa ia menggelontorkan uang yang cukup banyak untuk pencaguban Jokowi: http://bit.ly/1iMUJCK. Tuduhan ini menjadi cukup serius karena dana kampanye yang dilaporkan oleh Jokowi jauh lebih kecil: http://bit.ly/1kjLZtg.

Bayangkan berapa besar dana yang dikeluarkan oleh Jokowi selama pilkada DKI. Kalau untuk kendaraan saja mencapai Rp 52.5 milyar, berapa dana iklan media massa, iklan media luar ruang, relawan, saksi dll.

Padahal seperti diatur dalam undang-undang laporan palsu tentang dana pemilu bisa dipidana http://bit.ly/1mKQRVC.

Nah dengan waktu yang tersisa sebelum 9 Juli diharapkan makin banyak kampanye negatif yang muncul, sehingga publik makin tau siapa yang akan dipilih.

Jadi mau pilih siapa? Capres tegas tapi temperamental, atau Capres yang terkesan lugu, polos dan  jujur, tapi belakangan terungkap haus kekuasaan dan suka berbohong?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun