Djuanda Kartawidjaja. Djuanda Kartawidjaja adalah seorang pejuang, politisi, dan negarawan Indonesia yang memiliki peran penting dalam memperkuat kedaulatan Indonesia, terutama dalam bidang hukum kelautan.Â
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, banyak nama- nama besar yang turut andil dalam memperkokoh kedaulatan negara ini. Salah satu tokoh yang tidak boleh dilupakan adalahLatar Belakang Kehidupan Â
Djuanda Kartawidjaja lahir pada tanggal 14 Januari 1911 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia merupakan putra dari pasangan Kartawidjaja dan R.A. Aminah. Djuanda Kartawidjaja menempuh pendidikan di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Tasikmalaya. Setelah lulus dari MULO, Djuanda melanjutkan studinya di HBS (Hoogere Burgerschool) di Bandung. Ketika berkuliah di HBS, ia aktif dalam kegiatan pelajar dan terlibat dalam organisasi pemuda seperti Jong Java dan Jong Islamieten Bond (JIB).
Deklarasi Djuanda : Menyatukan Laut IndonesiaÂ
Dalam sejarah perjuangan Indonesia, nama Ir.H. Djuanda Kartawidjaja memang tak terpisahkan dari upaya memperkokoh kedaulatan negara. Salah satu kontribusi besar beliau adalah melalui Deklarasi Djuanda yang dikeluarkan pada tanggal 13 Desember 1957. Pada tanggal tersebut, Perdana Menteri Ir.H. Djuanda Kartawidjaja mengeluarkan "Pengumuman Pemerintah mengenai Perairan Negara Republik Indonesia", yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Deklarasi ini merupakan pernyataan kepada dunia bahwa laut Indonesia termasuk laut sekitar, di antara, dan di dalam kepulauan Indonesia, menyatu menjadi satu kesatuan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebelumnya, wilayah Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yang membatasi kedaulatan setiap pulau hanya sejauh 3 mil dari garis pantai. Deklarasi Djuanda mengubah paradigma ini dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan.Â
Tantangan dan Dampak Â
Deklarasi Djuanda awalnya menghadapi tantangan keras dari hampir seluruh dunia karena dianggap bertentangan dengan Hukum Internasional. Saat itu, kekuasaan laut suatu wilayah hanya diakui selebar tiga mil yang diukur dari masing-masing pulau. Hukum Laut Internasional belum mengakui laut dalam dan gugus kepulauan sebagai kesatuan wilayah. Namun, melalui deklarasi ini, Djuanda berhasil memperjuangkan kedaulatan laut Indonesia dan mengubah pandangan dunia terhadap wilayah kelautan kita.Â
Warisan Djuanda Â
Djuanda bukan hanya dikenal sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-10, tetapi juga sebagai pencetus batas laut Indonesia yang kokoh dan berdaulat. Nama Djuanda Kartawidjaja akan selalu menggetarkan ketika kita berbicara tentang peran besar dalam memperkuat kedaulatan negara melalui laut.
Berikut adalah beberapa warisan Djuanda yang masih berpengaruh hingga saat ini:
Deklarasi Djuanda adalah Salah satu pencapaian terbesar Djuanda pada tahun 1957. Deklarasi ini menekankan pentingnya otonomi daerah dan kebijakan ekonomi yang mandiri bagi setiap daerah di Indonesia. Prinsip-prinsip deklarasi ini masih mempengaruhi kebijakan regional dan otonomi daerah di Indonesia hingga sekarang.
Kebijakan Ekonomi Djuanda juga dikenal karena kebijakannya yang mendukung pembangunan ekonomi dan industrialisasi di Indonesia. Upaya-upaya ini membantu mengarahkan pembangunan ekonomi nasional pada masa itu dan memberikan fondasi bagi pengembangan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Djuanda Forest merupakan salah satu inisiatif lingkungan terkenal yang diinisiasi oleh Djuanda. Program ini menekankan pentingnya konservasi lingkungan dan penanaman kembali hutan di Indonesia. Meskipun berawal dari era Djuanda, perhatian terhadap lingkungan hidup ini terus berlanjut dan menjadi bagian penting dari kebijakan lingkungan Indonesia saat ini.
Selama masa jabatannya sebagai Perdana Menteri, Djuanda juga berperan dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia, termasuk pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya yang merupakan fondasi pembangunan nasional.
Warisan Djuanda tidak hanya mencakup kebijakan-kebijakan konkret yang diterapkannya selama masa jabatannya, tetapi juga nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ia anut dalam membangun Indonesia pasca-kemerdekaan. Kontribusi dan pemikirannya tetap dihargai dan dipelajari dalam konteks sejarah dan pembangunan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H