Mohon tunggu...
Monique Rijkers
Monique Rijkers Mohon Tunggu... profesional -

only by His grace, only for His glory| Founder Hadassah of Indonesia |Inisiator Tolerance Film Festival |Freelance Journalist |Ghostwriter |Traveler

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jejak Zionisme di Jawa

20 September 2017   10:20 Diperbarui: 21 September 2017   04:45 9958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukti Jejak Zionisme di Jakarta

Poster Pengumpulan Dana Untuk Zionisme | Sumber: Museum Yahudi Belanda
Poster Pengumpulan Dana Untuk Zionisme | Sumber: Museum Yahudi Belanda
Pada September 1929, Profesor Rotem Kowner dari Departemen Studi Asia pada Universitas Haifa menyatakan terbentuk Dewan Pusat Yahudi (Centrale Joodsche Raad) di Batavia. Pada tahun 1934 diadakan Rapat Umum Zionistenbond di Batavia guna membahas naiknya Hitler di Jerman pada tahun 1933.

Meski ada kesadaran pentingnya bagi orang Yahudi untuk memiliki Tanah Israel, namun pemeluk Yahudi Ortodoks dan Ultra-Ortodoks menolak Zionisme dengan alasan tidak sesuai janji Hashem (TUHAN). Yahudi Ortodoks dan Ultra Ortodoks percaya yang akan membawa mereka ke Yerusalem adalah Messiasch(Mesias) bukan gerakan politik. Meski banyak sekali ayat pada Tanakh (Kitab Suci Yudaisme) yang mencantumkan aliyah (kembali ke Zion atau Israel), kelompok Ortodoks tidak mengimani ayat-ayat tersebut. Tak heran cukup banyak rabbi atau denominasi Yahudi yang tidak mendukung Zionisme.

Namun dari jejak kehadiran organisasi Yahudi di Nusantara yang memperjuangkan terwujudnya sebuah tanah bagi bangsa Israel dan gagasan agar orang Yahudi mendiami Tanah Israel (Erets Israel) dapat menjadi bukti Zionisme bukan muncul pasca Holocaust tetapi sejak dahulu kala. Bukti sejarah bukan hanya bisa ditelusuri lewat arsip dokumentasi tertulis namun juga bisa dilihat dari peninggalan benda masa lalu seperti ukiran perak Jogya dengan tulisan Zionistbond Djakarta. Sebuah kenang-kenangan untuk keluarga Bapak B. van Tjin pada Agustus 1951 dalam rangka kepulangan ke Belanda. 

Benda ini merupakan  koleksi dari Phillip van Tijn yang dipublikasikan oleh Museum Yahudi Belanda pada sebuah pameran. Dari organisasi Zionis yang ada di Nusantara, kita bisa meneropong ke masa lalu tentang sebuah gagasan yang diwujudkan dari jauh. Dari Nusantara yang kini menjadi Indonesia, negara Muslim terbesar yang belum memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, yang terwujud pada 1948 berkat Zionisme yang turut disemai dari Nusantara.[]

Keterangan Foto milik Museum Yahudi Belanda:

1. Piring perak bertulis Zionistbond Djakarta, 1951.

2. Majalah Erets Israel terbit di Padang.

3. Poster penggalangan dana di Bandung, 1930

Oleh: Monique Rijkers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun