Mohon tunggu...
Monique Rijkers
Monique Rijkers Mohon Tunggu... profesional -

only by His grace, only for His glory| Founder Hadassah of Indonesia |Inisiator Tolerance Film Festival |Freelance Journalist |Ghostwriter |Traveler

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Relasi Keberagaman pada Kelas Bahasa Ibrani

13 Juni 2016   12:13 Diperbarui: 13 Juni 2016   12:22 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wiwin adalah ibu dari dua orang putra berusia remaja. Foto kedua anak beserta sang suami  terpajang bersama foto diri Wiwin ketika belum berjilbab di jendela meja kerjanya. “Ah, itu foto saya untuk ijazah sarjana”. Wiwin mengaku pernah bercita-cita menjadi guru TK ketika ia masih kecil. Namun, Tuhan Yang Maha Kuasa membawanya menjadi salah seorang pengajar Bahasa Ibrani yang cuma dikuasai segelintir orang Indonesia. Bahkan, orang Kristen yang notabene membaca Alkitab Perjanjian Lama umumnya tidak dapat membaca dalam Bahasa Ibrani, bahasa aslinya. Karena itu ketika berkenalan dengan orang-orang yang beragama Kristen, Wiwin biasanya memberitahukan profesinya dan mengajak kalangan Kristen untuk menekuni Bahasa Ibrani. “Umat Kristen bisa menggali Bible (Alkitab) lebih dalam karena tahu arti dalam bahasa aslinya.”

Tak terasa sudah  dua jam kami berbincang. Hujan di luar sudah berhenti, memudahkan Wiwin, si penyuka alam ini untuk bergegas pulang ke rumahnya di Sawangan.  “Perbedaan itu jangan dijauhi, justru kita harus pelajari untuk memahami", ujarnya sambil tersenyum. Mendengar kalimat itu, mendadak langit kelabu di atas kepala kami terasa secerah mentari. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun