Mohon tunggu...
Monique Rijkers
Monique Rijkers Mohon Tunggu... profesional -

only by His grace, only for His glory| Founder Hadassah of Indonesia |Inisiator Tolerance Film Festival |Freelance Journalist |Ghostwriter |Traveler

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Alfred Münzer, Bayi Yahudi yang Disembunyikan Orang Indonesia dari Nazi

30 Oktober 2015   16:07 Diperbarui: 4 April 2017   17:28 49833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyadari peran orang Indonesia yang telah menyelamatkannya, Alfred berupaya menjalin hubungan dengan orang-orang Indonesia. Impian Alfred tercapai saat Alfred diundang oleh Kedutaan Besar Indonesia di Amerika Serikat untuk menceritakan kisah hidupnya di depan sejumlah mahasiswa asal Indonesia. Alfred juga pernah berbicara di depan anak-anak muda Indonesia dalam sebuah program toleransi agama yang diadakan oleh Racelle Weiman, Phd dari Dialogue Institute, Temple University, USA. Saat itu anak-anak muda dari Indonesia ini tidak tahu tentang kisah hidup Alfred. Ketika Alfred menunjukkan fotonya digendong oleh seorang perempuan Indonesia, mereka yang melihat foto itu heran. Keheranan mereka berubah menjadi keharuan saat Alfred menceritakan tentang lagu “Nina Bobo” yang kerap dinyanyikan Mima Saïna untuk “Bobby.” Alfred mengaku menitikkan air mata ketika anak muda Indonesia itu beramai-ramai menyanyi dan mendatangi dirinya serta memberikan pelukan hangat. Bahkan seorang perempuan muda berkerudung membisikkan “kita semua adalah keluarga” di telinga Alfred. “Pengalaman itu mengajarkan kepada kami kekuatan sebuah kesaksian hidup yang dapat menyatukan orang-orang dari latar belakang dan agama yang berbeda.” Tak heran, Alfred bersemangat ketika datang ke Indonesia bulan April 2014 silam dan kembali bercerita di depan anak-anak muda Indonesia.

Alfred berharap melalui kisah hidupnya, generasi muda di Indonesia dapat mengambil pelajaran dari Holocaust. Ia berharap kelak sejarah Holocaust bisa dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia. “Sejarah kelam Holocaust adalah sejarah universal. Holocaust bukan saja tentang penyiksaan dan pembunuhan orang Yahudi selama Nazi berkuasa, tetapi juga berisi pelajaran agar manusia tidak membedakan-bedakan manusia lain.” Atas dasar itulah, Alfred memegang teguh ungkapan favoritnya, “Kita semua adalah anggota dari satu keluarga umat manusia dan kita semua bertanggung jawab satu sama lain.” Kini Racelle Weiman sedang menyiapkan sebuah dokumenter yang diangkat dari kisah hidup Alfred Münzer. Kelak film dokumenter ini akan diboyong ke Indonesia untuk disaksikan oleh generasi muda di Indonesia. Sedangkan Alfred Münzer ingin menulis buku cerita anak-anak dalam Bahasa Indonesia.

Sepekan lalu, Dokter Al (saya menyapanya demikian) mengabarkan ia diundang untuk makan malam dengan Presiden Jokowi saat Jokowi ke Washington DC. Ia berkata, "Saya akan menunjukkan foto Papa Tolé dan Mima Saina kepada Jokowi." Beberapa hari kemudian, sebuah foto muncul di email saya. Dokter Al berhasil bersalaman dengan Jokowi dan menceritakan sedikit kepahlawanan keluarga Indonesia itu, meski ada begitu banyak orang yang berebut bersalaman dengan Jokowi. Semoga di Indonesia sekarang, masih banyak orang-orang seperti Papa Tolé dan Mima Saina yang mengutamakan kemanusiaan jauh melebihi diri, keluarga dan kehidupan mereka sendiri. Buat keluarga besar Papa Tolé Madna dan Mima Saina, saya ucapkan terima kasih. Luar biasa keberanian kakek Anda.[]

*) Keterangan Gambar Utama: Alfred dan kedua saudarinya yang tewas di Auschwitz

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun