Mohon tunggu...
Monika Septiana
Monika Septiana Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

Mahasiswi Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta, prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel "Atheis" Karya Achdiat Karta Mihardja

6 Mei 2023   21:30 Diperbarui: 6 Mei 2023   21:25 6394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Buku

Judul novel : Atheis

Penulis : Achdiat Karta Mihardja

Tahun terbit : cetakan pertama tahun 1949

Penerbit : Balai Pustaka

Isbn : BP - 0080

Jumlah halaman : 232 halaman

Ukuran buku : 14,721 cm

Sinopsis

Atheis adalah sebuah novel karya Achdiat Karta Mihardja yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1949. Novel ini menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda bernama Hasan. Hassan adalah pemuda saleh dari keluarga religius yang ketat. Hasan memiliki saudara perempuan bernama Fatimah, tetapi mereka bukan saudara kandung karena orang tua Hasan mengadopsi Fatimah ketika dia berumur satu tahun.

Saat beranjak dewasa Hasan disekolahkan oleh orang tuanya di MULO. Saat Hasan bersekolah disana,  ia bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Rukmini, Rukmini adalah putri seorang saudagar besar di kota Bandung. Lambat laun Hasan pun jatuh cinta pada Rukmini, namun sayangnya takdir berkehendak  lain, Rukmini dijodohkan dengan saudagar dari Jakarta, karena Rukmini merupakan seorang yang berbakti kepada kedua orang tua akhirnya Rukmini pun menikah dengan saudagar dari jakarta. Karena kejadian itu, malah membuat Hasan mengikuti ajaran tarekat yang telah lama dianut oleh kedua orang tuanya.

Suatu hari, Hasan berjumpa dengan sahabat lamanya yang bernama Rusli di Bandung. Rusli ditemani seorang wanita cantik bernama Kartini. Kartini adalah seorang janda. Sejak itu, Hasan menaruh hati pada Kartini karena kemiripannya dengan Rukmini. Hasan yang menaruh hati pada Kartini juga bergaul dengan teman-teman Kartini. Namun Hasan mulai menyadari bahwa Kartini dan teman-temannya tidak percaya Tuhan.

Awalnya, Hasan mencoba mengarahkannya mereka ke jalan yang benar, namun Hasan tidak berhasil karena diperkenalkan dengan teman Rusli yang bernama Anwar. Anwar memiliki wawasan dan pemahaman yang luas serta pandai memberikan pendapat. Hasan tanpa sadar pikirannya mulai terpengaruh dan mulai tidak mempercayai keberadaan Tuhan.

Hasan kemudian menikah dengan Kartini, namun orang tua Hasan tidak menyetujui Hasan menikah dengan Kartini. Pernikahan mereka tidak sah karena tidak sesuai dengan hukum Islam. Hari demi hari berlalu, namun kehidupan pernikahan mereka tidak harmonis. di satu sisi Hasan yang cemburu dengan hubungan Anwar dan Kartini, di lain sisi Kartini adalah wanita bebas yang tidak suka dikekang.suatu hari Hasan tidak dapat mengendalikan emosinya dan memukul Kartini. Hubungan mereka semakin panas, sehingga mereka berdua memutuskan untuk bercerai.

Hasan mulai sadar dan berniat pulang untuk meminta maaf kepada orang tuanya. Sekembalinya ke rumah, dia bertemu dengan ayahnya yang sakit parah, namun ayahnya tidak memaafkan Hasan hingga ayahnya meninggal. Hasan marah dan merasa semua ini karena hasutan dari Anwar dan berniat mendatangi Anwar untuk membalas dendam. Namun Hasan tertembak di punggungnya oleh peluru saat di tengah jalan. sebelum meninggal Hasan masih sempat mengingat Allah dan mengucapkan asma-nya berkali-kali hingga akhirnya Hasan meninggal.

Tokoh dan Penokohan

  • Hasan : seorang yang sangat sholeh namun terpengaruh oleh pendapat orang lain sehingga keyakinan terhadap agama menjadi goyah.
  • Orang tua Hasan : orangtua yang sangat taat dengan agama dan sangat menyayangi Hasan.
  • Rukmini : seorang gadis yang dicintai oleh Hasan dan sangat taat kepada orang tuanya.
  • Rusli : sahabat kecil Hasan yang tidak percaya dengan agama.
  • Kartini : seorang wanita yang modern yang bebas dan tidak percaya dengan adanya tuhan.
  • Anwar : seorang yang tidak percaya terhadap agama dan dialah yang mempengaruhi Hasan.

Kelebihan

Penulis menggambarkan suasana dan karakter dengan cara yang sangat mudah dipahami, sehingga pembaca secara tidak langsung dapat merasakan kejadian tersebut, dan banyak pesan moral yang dapat diambil dari novel ini.

Kekurangan

terdapat beberapa kalimat yang rumit sehingga susah untuk dipahami oleh para pembaca sehingga perlu dibaca berkali-kali untuk mendapat pemahaman yang lebih baik.

Amanat

kita harus menaati setiap perkataan orang tua kita selama itu baik untuk kita. Kita juga perlu berhati-hati dalam berteman serta pilihlah teman yang dapat membawa kita dalam kebaikan dan juga kita harus berpikir dengan benar sebelum mengambil keputusan agar kita tidak menyesal di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun