Pernah juga sebelumnya dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman (DPUK). Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Blora bangunan ini diperbaiki dan menaranya dibuat semakin tinggi 20 m, dengan daya tampung yang lebih banyak.
Tidak hanya perbaikan menara saja namun keseluruhan tubuh bangunan Gudang Banyu, dicat cemerlang terang menjadi ikon Desa Tegal Gunung serta menjadi tempat/pusat kuliner Blora yang memang terkenal lezat, murah dan “ngangeni” dirindukan oleh penduduk Blora dan para pendatang.
Sirene di Kantor Bupati
Sirene yang oleh masyarakat Blora disebut “ Nguuk “ itu menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi anak-anak kecil dan remaja terutama disaat bulan Ramadhan.
Sirene itu dijadikan tanda berbuka puasa diiringi letusan mercon yang dibunyikan di Alun-alun tepat di depan Masjid Agung Bitunnur. Setiap menjelang Magrib, alun-alun dipenuhi banyak orang untuk mendengarkan suara Sirene juga lentusan mercon.
Sirine itu sudah ada sejak jaman kolonial Belanda dan masih berfungsi hingga sekarang, untuk menggemakan suaranya hingga radius 15 km, maka ditempatkan pada tiang yang tinggi. Sirene dibangun di Komplek Kantor Bupati, berada di sebelah pojok kiri, dulu tempatnya tepat di belakang “Depot Gajah” (warung kuliner yang terkenal di Blora) bersebelahan dengan Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Gagak Rimang. Namun kedua tempat ini sudah pindah lokasi.
Sehingga tiang Sirine dapat terlihat di balik pagar. Konon di zaman Belanda Sirine digunakan sebagai penanda adanya bahaya semisal ada musuh yang datang.
Tapi sekarang dijadikan tanda berbuka puasa juga jika ada upacara bendera di Alun-alun, teristimewa disaat Upacara memperingati HUT Republik Indonesia, serta hari besar Nasional yang lain..
Loji Kluntung Perumahan Belanda
Kabupaten Blora tidak hanya terkenal kayu jatinya yang sudah mendunia tapi juga terkenal menyimpan kekayaan Gas bumi dan Minyak.