Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta dan Kematian

13 Agustus 2022   21:20 Diperbarui: 14 Agustus 2022   10:54 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rencana  Daud  ambyar  dia dihimpit  dosa  kebohongan  dan  perzinahan, namun  tak  menyerah untuk  mencari  celah  dan  akal, Daud berkata kepada Uria: "Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi." Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya. Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.

Melihat  Uria tidak  juga  pulang  kerumah, paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati." Dan  semua  rencana  Daud  itupun  berhasil, Uria  mati  di medan  perang, sehingga  Daud  terbebas  dari  kejahatannya.

Ketika isteri Uria mendengar, bahwa suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu. Intrik  Daud pun  terjadi  lagi,setelah lewat masa berkabung, maka Daud menyuruh membawa Batsyeba itu ke istananya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.

Kejahatan  Daud itu  diugkap  oleh  Nabi Natan  dengan  menceritakan  suatu  perumpamaan  kepada  Daud, yang  mengusik dan  mengharu  biru hati  Daud. Diakhir  cerita  itu  Daud menjadi sangat marah dan ia berkata kepada Nabi Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."

Titik  point Natan  untuk  menyadarkan Daud, dia berkata: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu.

 Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu kutambah lagi ini dan itu kepadamu. Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang dalam  peperangan. Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Tuhan dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. ( bandingkan dengan  Kitab  II Samuel :11 -1-27, 2 : 1-11)

Jika  kita  membaca  Kisah  Raja  Daud diatas  dan  mengikuti  kasus Fredy  Sambo,di pelbagai  berita  Media ada  banyak  kesamaan, meskipun  lain  jamannya.. Daud  dan  Sambo sama --sama  dalam  posisi  diatas  sebagai  penguasa, yang  mengorbankan  bawahannya  untuk  melakukan  hal  yang  jahat, bahkan  membunuhnya. Merekayasa  cerita  bohong  jatuh  dari  dosa yang  satu  ke  dosa  yang  lain, dari dosa perzinahan  ke  pembunuhan, dengan  berpikir tidak  akan  ada  yang  mengetahui, sebagai  penguasa  akan  " Kebal  hukum" Namun  hukuman  dari  Tuhan yang  mengusik  hati  nurani  tidak  akan  berhenti, Orang  yang  dibunuhnya, jiwanya  akan  menuntut  balas, dan  dengan  apapun  caranya  akan  membongkar kejahatan  pembunuhan.  Semoga  Jiwa  Brigadir  Joshua  bahagia  dalam  pelukan  Kasih  Kerahiman  Ilahi, karena  dia  mati, sebagai  korban ambisi  dan  keserakahan  nafsu Sang  penguasa, dan  apa  yang  dituduhkan  padanya  tidak  terbukti. Doa  kami  segenap  rakyat  Indonesia untuk  kebahagiaan  jiwamu di  pelukan  Sang Khalik  yang  mencintaimu  tanpa  syarat ***

Oleh  Sr  Maria  Monika  SND

13  Agustus 2022    

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun