Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 42, Berkat Tri Ratna (Tamat)

27 Agustus 2021   12:19 Diperbarui: 27 Agustus 2021   12:26 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Energy  Cinta  dari  Tuhan  (  Pixabay.com )

Energy  Cinta  dari  Tuhan  (  Pixabay.com )
Energy  Cinta  dari  Tuhan  (  Pixabay.com )

 Bahkan berkat Triratna ini tidak pernah terasa bagi diri sendiri. Jika mutiara itu diambil akan ada rasa sakit, dan untuk membuat/menciptakan mutiara yang baru, si kerang tidak bisa seketika membentuk kembali perlu waktu dan proses penyediaan diri yang lama, harus menunggu proses alamiah.

Berkat Tri Ratna pada manusia tak akan habis walaupun digunakan berjuta sebanyak mungkin, sebab berkat ini adalah manifestasi rahmat serta kasih sayang Tuhan yang tak pernah habis, karena berkat itu berasal dari sumber telaga cinta sejati yang tak pernah kering untuk diambil, dan sang pemilik berkat mutiara sudah tidak membutuhkannya lagi.

Aku terperenyak dalam meditasiku tepat pada pukul tiga dini hari, kuhangatkan mukaku dengan usapan gosokan tanganku seusai meditasi. Malam ini purnama kembali menerangi Tanah Lot yang suasananya seperti Nirwana Indra Loka. Kubasuh tubuhku dengan segarnya air laut Tanah Lot. Entahlah, tiba-tiba aku ingin mengidungkan lagu dolanan yang diajarkan oleh Eyang Narotama sewaktu aku masih kecil yaitu lagu Lir-Ilir.

 Lir-ilir, lir-ilir, tandure wis sumilir

tak ijo royo-royo, tak sengguh penganten anyar

cah angon, cah angon, penekna blimbing kuwi

lunyu-lunyu penekna, kanggo masuh dodotira

Dadotira, dodotira, kumitir bedah ing pinggir

domana jumatana kanggo sebo mengko sore

Mumpung gedhe rembulane

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun