Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 35, Purnama Sempurna Ajaran Wadak

19 Agustus 2021   10:04 Diperbarui: 19 Agustus 2021   10:04 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat  Putih  Pelangi  Kasih (Lukisan  BP.Y.P Sukiyanto)

Senyum yang dimaksud di sini tentu saja senyum yang manis, tulus, dan muncul dari kedalaman hati yang murni dan tanpa pamrih apa pun.

Dengan senyuman seseorang membuka dirinya pada sesuatu yang indah. Jika senyumanku dibalas, akan ada reaksi positif yang beruntut yang akan membuahkan berkat. Misalnya, orang menjadi berani mendekat dan berkenalan, bertanya, lalu terjadi sharing antar kedua pribadi atau lebih. Seandainya senyumanku tidak ditanggapi orang, aku juga tidak rugi. Karena aku tidak pernah membeli senyuman itu dari Tuhan.

Itu anugerah semata yang perlu kusadari bahwa dengan tersenyum aku ikut ambil bagian untuk mencerahkan dunia, agar semakin menjadi tempat yang indah dan damai. Itulah tugas perutusan Tuhan yang perlu kusadari secara terus menerus.

Senyum tidak dapat dibeli dengan kekuasaan ataupun uang sebanyak apa pun. Betapa menderitanya seseorang yang tidak bisa tersenyum, karena dia tidak dapat menyadari, mengalami dan mentransfer anugerah Tuhan yang indah. Senyuman menjernihkan hati dan mecairkan suasana untuk menjadi enak dan nyaman, membuat orang yang dekat dengan kita merasa aman, kerasan, dan diterima. Tentu orang akan memilih orang yang tersenyum daripada yang cemberut.

Senyum adalah milik orang yang rendah hati, pasrah, bersemangat, kerasan, dan menerima keberadaannya, serta penuh syukur atas anugerah Tuhan. Lihatlah seorang anak kecil yang melihat kupu-kupu, capung terbang, atau sedang dalam keadaan senang, pasti dia dengan spontan akan tersenyum atau tertawa riang. Dia riang dan tidak butuh pujian! Dengan polos apa adanya dia menunjukkan bahwa hatinya gembira, bahagia....

Begitu pula dengan orang yang tersenyum. Dia tidak butuh pujian apakah senyumnya manis atau menunjukkan kebaikan hati. Yang jelas dengan tersenyum kecantikan atau ketampanan rahmat Tuhan yang ada dalam diri seseorang telah terpancar. Kebahagiaan dan kegembiraan pun terpancar lewat seulas senyum, ramah menyapa. Siapakah yang tidak senang dengan senyuman? Tentu dapat dibilang orang tersebut tidak normal. Entah apa gerangan yang membelenggunya sehingga dia tidak mampu untuk tersenyum.

Tersenyumlah, maka dunia pun akan tersenyum padamu. Kegembiraan dan kebahagiaanmu akan penuh sebagai putra putri Bapa yang Maha Baik yang telah mencintai kita tanpa syarat. Hal yang patut diingat adalah jangan tersenyum sendiri. Karena senyum itu adakah kasih, pasti ada seseorang yang diberi kasih itu. Semoga senyuman kita membawa berkah dan kebahagiaan bagi yang menerimanya.

Hal kedua yang dijelaskan Eyang adalah sapaan.

Sapaan adalah bentuk perhatian, penghargaan, dan respek terhadap kehadiran sesama. Orang yang disapa dengan ramah akan merasa berbesar hati karena kehadirannya bermakna, merasa keberadaannya diakui oleh orang lain. Itulah sebabnya sapaan perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam pergaulan, dan pertemanan.

Orang yang disapa merasa diterima sebagai keluarga sehingga merasa senang, damai, dan bahagia; perasaan positif yang tidak dapat dibeli dengan uang. Sapalah orang lain, maka teman dan sahabatmu akan bertambah. Dengan begitu kau sudah ikut andil dalam menciptakan kedamaian di bumi ini.

Hal ketiga yang juga penting adalah salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun