Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Makam Yesus, Tangisku Tertumpah

20 Juli 2021   20:10 Diperbarui: 20 Juli 2021   20:27 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di depan Makam  Yesus ( dok  pri )

Panas  terik  setelah  menempuh Jalan  Salib dari  istana  Ponsius  Pilatus, berjala  melalui  lorong-lorong  pasar, para  peziarah sampai  di  Bukit  Golgota  tempat  utuk  penyaliban  Yesus  Kristus. Panas  yang  terik  tidak  menyurutkan  niat  kami untuk merenungi  cita  Allah  tanpa  syarat  yang  maha  dasyat.

Kami  masuk  ke  basilica  Holy Sepulchre atau  biasa  disebut  Makam  Kudus yang  ada  di  Golgota. Kami  masuk  dengan  penuh  khidmat. Ya, karena  para  peziarah  sangat  banyak  maka  kami  mesti  mengantri  sampai  2  jam  untuk masuk  ke  makam  Yesus  yang  dijaga  ketat  bahkan  ada  peringatan  kami  tidak  boleh  memotret  didalam  makam  Yesus, kalau  ada  yang  melanggar  maka  para  peziarah  berikutnya  tidak  diijinkan  sehingga  demi  kepentingan  bersama, setiap  orang  setia  mematuhi  peraturan  dan  kalau  ada  yang  terlalu  lama  didalam  makam  Yesus  Sang  penjagapun  masuk  dan  menyuruh  peziarah  itu  keluar.

Ketika  memasuki  makam  Yesus  ada  getaran yang  mengalir  hangat  diseluruh  tubuhku, saya  tak  kuasa  membendung  airmata,  kubiarkan  mengalir  deras  membasuh  rasa  syukurku atas  penebusan  dosa-dosaku  dan  rahmat-Nya  membawaku  ditempat  ini.

Untuk  beberapa  saat  kubiarkan tubuhku  terkulai  dimakam  itu  dalam  isak  tangis,  seandainya  saya  diijinkan  untuk  berlama-lama  akan  kulakukan, namun  saya  mesti  taat  pada  peraturan. Rasa  syukur  dalam  tangis  yang  terungkap  sambil  berulang  kali  kusebut "  Yesus  Tuhanku,  Oh  Yesus  Tuhanku  Engkau  begitu  mengasihiku,  Oh  kekasih  jiwaku,  ampunilah  dosa-dosaku".

Penderitaan, siksaan  yang  dialami-ya  terbayang  bagaikan  film, darah  yang  Maha  Berharga  yang  memutihkan  dosa-dosaku.Kalau  tadi  kami  memanggul  salib, itu  tidak  seberapa, karena  kami  pikul    4  orang, tapi  Salib  asli  Yesus merupakan  balok  besar, kasar  yang  sekarang  bisa  di saksikan  di  Gereja  Salib  Kudus  St  Helena di Roma, paku, mahkota  duri, menjadi  saksi  bisu yang  melukai  Tubuh Tuhan, agar  manusia  kembali  kepada  Citranya. Haya  Tuhan  yang  mampu  mearik  jiwa-jiwa  manusia.

Antri  sebelum  masuk  Makam Kudus Yesus  (dok  pri)
Antri  sebelum  masuk  Makam Kudus Yesus  (dok  pri)

Rasa  syukur  saya  tiada  henti  Tuhan begitu  memberkatiku  dengan  caranya  agar  saya  bisa  melihat, menjamah benda  dan  tempat  suci  pengurbanan-Nya. Tangis, syukur, pertobatan dan  kesadaran  yang  menyatu, agar  sisa  hidupku  ini  menjadi  tanda  syukur dan  berkat  bagi  sesamaku, itu  janjiku  dalam hati  dan  kuniati untuk  terwujud  dalam  hidup ini.

Tubuhku  begitu  ringan  ketika  meninggalkan  tempat  itu,  ada    getaran  cinta  yang  meringankan  langkahku  bahwa  janji-Nya  senantiasa terbukti  dan  cinta-Nya  yang  tanpa  syarat  kurasakan  amat  kuat.

Itulah  pengalamanku  yang  pertama  kali  masuk  ke  makam  Yesus, ketika  saya  mendapat  kesempatan  yang  kedua  kalinya, rasa  yang  sama  kualami  dan  rasa  syukur  yang  amat  dalam  bahwa  saya  diperkenankan  untuk  mengunjunginya  lagi, kali  ini  para  peziarah  tidak  begitu  berdesakan  seperti  2  hari  sebelumnya.

di depan  makam  Yesus  (  dok pri )
di depan  makam  Yesus  (  dok pri )

Nubuat  Nabi  Yesaya

Dimakam  Yesus  ini  saya  teringat  akan  nubuat  Nabi  Yesaya

Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 

Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.

 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia  pikul (  Yesaya 53 : 3 -- 9 )

 Dengan  membaca  nubuat  diatas  PENGGENAPAN: YESUS MATI SEBAGAI PENJAHAT DI MATA DUNIA, karena ada  "2 PENYAMUN DISALIBKAN BERSAMA DIA." (Mat.27:38) Dan SETELAH IA MATI "datanglah SEORANG KAYA, ... bernama Yusuf...menghadap Pilatus dan meminta MAYAT YESUS. ... Yusufpun mengambil mayat itu...lalu MEMBARINGKANNYA DI DALAM KUBURNYA (kubur Yusuf sendiri) YANG BARU..."  (Mt.27:57-60)

Betapa  semua  itu  menggetarkan  buku  kudukku  kalau  bukan  Tuhan, siapa  yang  mampu  menggenapi  apa  yang  tertulis  dalam  Kitab  Suci  ribuan  tahun  sebelum  Dia  dilahirkan? Pada  kunjungan  ke  2  kekubur  Yesus, banyak  waktu  untuk  berlama-lama  didepan  makamnya  karena  suasananya  tidak  begitu  ramai. Saya  merenungkan  tentang  kebangkitan-Nya.

Batu  tempat  Jenazah  Yesus  dibaringkan  oleh  Bunda  Maria (  dok  pri )
Batu  tempat  Jenazah  Yesus  dibaringkan  oleh  Bunda  Maria (  dok  pri )

 Dalam  Mazmur 16 :  10  tertulis

 "Sebab Engkau tidak MENYERAHKAN aku ke DUNIA ORANG MATI, dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat KEBINASAAN"  KATA "DUNIA ORANG MATI" ( dlm bhs Inggris 'hell') berasal dari kata Hibrani "SHEOL," yang bisa berarti "neraka" atau "kubur". Raja Daud yang memberikan nubuat ini, telah mati dan dikubur, dan dagingnya membusuk. Tetapi Yesus dibangkitkan dari kubur dan neraka tiga hari setelah kematianNya.  Ia tidak dibiarkan di dunia orang mati (atau neraka) dan dagingNya tidak membusuk (terjemahan   dari bhs Inggris:  "neither [did] His flesh see corruption" = dagingNya tidak membusuk) Sebagaimana  tertulis  dalam  Kisah  Para  Rasul 2: 27 - 31

Sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita.

 Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.

Batu  tempat  Jenazah  Yesus  dibaringkan  oleh  Bunda  Maria (  dok  pri )
Batu  tempat  Jenazah  Yesus  dibaringkan  oleh  Bunda  Maria (  dok  pri )

 

Seperti yang dikatakan malaikat kepada orang-orang yang berdukacita yang datang ke kubur Yesus: "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. ... Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?" (Lukas 24: 6,5) Masihkah  Kita  ragu  Bahwa  DIALAH  TUHAN  YANG  LAHIR, HADIR  SEBAGAI  MANUSIA  dan  TINGGAL  DIANTARA  KITA? Saya  hanya  bisa  menangis, dan  menangis  bahagia  karena  saya  telah  dipanggil  dan  dibaptis  sebagai  seorang  KATOLIK, percaya  dan  berusaha  mengikuti  teladan  HIDUPNYA.

Setelah  semua  peziarah  rombongan  kami  mendapat  kesempatan  untuk  berdoa  dan  masuk  kemakam  Yesus kami  berfoto  bersama  didepan  gereja Makam  Kudus. Setelah  itu  melanjutkan  perjalanan  menuju pusat  Yerusalem  Kuno, ke  tembok  ratapan,  dimana  para  pria  Yahudi  berdoa  sambil  membenturkan  keningnya  ditembok  tersebut.

Tempat  para  pria  dan  wanita  dipisahkan.  Waktu  itu  sepertinya  ada  upacara  khusus  sehingga  banyak  orang  tua  mengajak  anaknya  untuk  beribadah.  Bahkan  setelah  kami  keluar  tembok  banyak  anak  laki-laki  usia  10 -- 12 th,  dipanggul  pakai  tandu  dan  diarak,  mungkin  anak-anak  tersebut  dipersembahkan  di  Bait  Allah  seperti  pada  jaman  Yesus  dahulu, atau  mereka  wajib  masuk  Bait  Allah  karena  sudah  menginjak  dewasa  dan  sudah  katam  membaca  Taurat  Musa.

Yang  jelas  hari  itu  sangat  ramai  meskipun  panas  terik, saya  jadi  ingat  bagaimana  Yesus dibawa  orang  tuanya  ke  Bait  Allah,karena  begitu  banyak  orang  yang  datang sampai  Bunda  Maria  dan  Bapa  Yosef  kehilangan  jejak  Yesus  dan  baru  3  hari  diketemukan  bahwa  Yesus  tinggal di Bait  Allah  berdiskusi  dengan  para  ahli  kitab tentang  Kitab  Suci, padahal  Yesus  baru  berusia  12  tahun. Kami  menikmati  suasana  kota  Yerusalem  dalam  permenungan  dan kegembiraan.

Di bawah  pohon  Zaitun  nan  rindang,ditepi  jalan sambil  menunggu  rombongan  lain  kugereskan  kurenungi  apa  yang  baru  saja  kualami  sepanjang  hari  itu  sebagai  pemeriksaan  batin   mencercap  segala  anugerah  Tuhan. Dalam  hening saya  bicara  tanpa  kata, bersyukur  tanpa  swara pada  Dia  yang  mencintaiku  tanpa  Syarat.***

Oleh  Sr. Maria  Monika  SND

20  Juli, 2021

Artikel  ke : 411

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun