Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makam Suci dan Batu Tempat Jenazah Yesus Dibaringkan, di Sini Kebangkitan Itu Terjadi

19 Juli 2021   19:48 Diperbarui: 19 Juli 2021   20:46 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari  ini  tanggal 19  Juli  pukul  13.00  WIB  diadakan  Ekaristi  Suci  oleh  3  Imam OFM, di  Basillica Makam  Kudus  Yesus, dengan  ujud  untuk  semua  orang  yang  terpapar  Covid  dan  meninggal  karena  Covid, serta  ujud  Bangsa  Indonesia.

Kita  semua  lelah  dengan  segala  berita duka  yang  terjadi selama  ini, namun  kita  masih  punya  pengharapan  pada  Allah  yang  Hidup, sebagaimana  dulu  dialami  oleh  para  rasul  ketika  Yesus  mati  di  Salib, seolah  semua  berakhir, tapi  tidak, sesudah  3  hari  Yesus  bangkit  dari  kubur.

Di  altar  Maria  Magdalena, yang  letaknya  didekat  makam  Yesus, disinilah  ketika Magdalena  melihat  Yesus  yang  bangkit, Misa  suci  itu  diadakan, denga  harapan  agar  iman  kita  dikuatkan  dan  bangkit  penuh  harapan  baru  dalam  situasi  yag  tak  menentu  ini.

Dengan  mengikuti  Ekaristi  secara  virtual, ingatanku  kembali terkuak  akan  kenangan  ziarah  nan  penuh  rahmat  yang  kualami  di Holy  Land, di makam  Yesus  yang  penuh  kenangan, imanku dikuatkan. Saya  ingin  sharingkan kisahku  itu.

Dari  puncak  Golgota  kami  turun  menuju  batu  marmer  tempat  jenasah  Yesus  dibaringkan, batu  itu  berwarna  kemerahan, wangi  Narwastu menyebar  harumnya sangat  mendominasi ruangan dan  menambah  suasana mesra  dalam  doa, karena  setiap  peziarah  yang  datang  mengoleskan  dibatu  itu, juga  mengusap  dengan  seledang  atau  kerudung  yang dikenakannya, atau  meletakan  Rosario  dan  benda-benda  suci  lainnya  untuk  diberkati  oleh  Yesus, ditempat  dimana  jenazah-Nya pernah diletakkan.

 Tempat  suci  ini  mengundang  isak  tangis  bagi  para  peziarah. Seolah  ada magnet  yang  membuat  para  peziarah  untuk  meneteskan  air  mata, mensyukuri  anugerah-Nya  dan  menangisi  dosa-dosa pribadi.  Disinilah  Bunda  Maria  dengan  hati  sekuat  baja  memangku  dan  membaringkan  tubuh  Puteranya  yang  terkulai  tak  bernyawa.

 Dia  tahu  siapa  Putranya, Dialah  Tuhannya  yang  diwartakan  oleh  malaekat Gabriel 33  tahun  sebelumnya. Dia  tahu  bahwa  Dia  Allah, yang  menjilma  sebagai  bayi  yang  ditatang  Simeon  yang  meramalkan  bahwa  hatinya  akan  ditembus  tujuh  pedang  duka.  Saat  inilah  ramalan  itu  tuntas  dialaminya.  Tusukan  pedang  satu  persatu  melalui  peristiwa  yang  tidak  bisa  dimengerti  oleh  nalar  manusia  terjadi  pada  Bunda  Maria  dalam  mendampingi  Yesus  Puteranya, namun Sang Bunda, senantiasa  diam  menyimpan  semua  peristiwa  didasar  lubuk  hatinya.

Dari  situlah  kekuatan  imannya  mengalir  bagai  samudera  yang  bersumber  pada  lautan  rahmat   Allah  Tritunggal  Yang  Maha  Kudus sebagaimana  kita  memberi  salam  kepadanya  dalam  doa  Rosario, Salam  Puteri  Allah  Bapa, Salam  Bunda  Allah  Putera, Salam  mempelai  Allah  Roh  Kudus.

Dialah  wanita  yang  kepribadian  dan  keberadaannya  telah  digambarkan  atau  dipatungkan  paling  banyak  didunia  ini  dan  tak  ada  wanita  yang  mampu  menandinginya,  seorang  anawin  yang  sederhana  dari  Nazareth  ini.

Batinku  merenungkan  keberadaan  Sang  Bunda, betapa  menderitanya  seorang  ibu  yang  melihat  kematian  anak-nya?  Saya  teringat  sewaktu  adik  saya  yang  ke  4  meninggal, ibuku  tidak  sanggup  untuk  melihat jenazahnya, bahkan tidak  pernah  sampai  hati untuk  menjenguk  makamnya, sampai  1  tahun  kemudian  ibuku  menyusul  meninggalkan  kami  semua.

 Namun  Bunda  Maria  begitu  tabah  dan  kuat  memangku tubuh  putranya  yang  disiksa, disalib  diperlakukan  sebagai  penjahat.  Ibu  mana  yang  tahan  melihat  penderitaan  seperti  ini padahal  Puteranya  tidak  bersalah  sama  sekali? Dalam  kesedihannya  itu  justru  imannya  memuncak menghiasi  wajah  Bunda  Perawan  menjadi  cantik  berseri memangku  tubuh  Putranya  yang  dipahatkan  dengan  wajah nan  tua, seolah Bunda  itu  anak  dari  Yesus," the  daugther  of  the  Son" demikian  artis  besar di jaman  Renaisance Michael Angelo  memahat  PIETA  yang  sangat  terkenal  yang  ada didalam Basilika  St  Petrus, Roma. Ketika  kedukaannya  memuncak, imannya  semakin  cantik  menghiasi  jiwanya.

Dibukit  Golgota  ketika  saya  bersimpuh  di batu  tempat  jenazah  Yesus  dibaringkan, merayakan  Ekaristi, di  kapela  dimana  ada  batu  tempat  Yesus  didera, lalu  masuk  ke makam  Yesus. Hati  dan  perasaanku  teraduk-aduk  oleh  rasa  haru  cinta-Nya  yang  tanpa  syarat.

Hati  dan  jiwaku  dikuatkan  untuk  semakin  meyakininya  bahwa  Yesus  adalah  Tuhan  yang  merendahkan  DIRI  karena  cinta-Nya  kepada  Umat-Nya.

DOKPRI
DOKPRI

 Apa  yang  pernah  kubaca  nubuat  didalam  Kitab  Suci  sungguh  terbukti  ditempat  ini.  Suatu nubuat  yang luar biasa mengenai Mesias diwartakan oleh Daud, raja Israel, kira2 pada tahun 1000 Sebelum  Masehi (  Sebelum  Kelahiran  Sang  Messias =Yesus ). Di dalam nubuatnya Daud memberikan detil tentang kekejaman dan kematian penuh penderitaan yang tidak pernah dialaminya sendiri: yaitu  didalam  Mazmur 22 : 14 -18 demikian tertulis

"Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku..... Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku... Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku."                                                                                    

Sebagaimana  kita  ketahui  Raja Daud wafat secara alamiah dalam keadaan damai, jadi ia tidak mungkin berbicara tentang dirinya sendiri dalam ayat Mazmur itu. Tetapi sebagai seorang nabi, secara luar biasa intuisinya  menangkap  isyarat  masa  depan, Daud menubuatkan dengan tepat keadaan yang akan terjadi pada waktu kematian yang penuh penderitaan dari  seorang  Mesias, siapakah  Mesias  yang  digambarkan  Daud  kalau  bukan  Yesus?  Adakah seorang nabi  yang  mati  seperti  Yesus begitu  hina  dan  menderita?

Seperti air aku tercurah  Hatiku menjadi seperti lilin."  Yesus tidak hanya mencurahkan hidupnya bagi kita secara rohani, tetapi dikatakan bahwa segera setelah Ia mati, sementara masih tergantung di salib, salah satu dari tentara Roma menusuk lambung-Nya dengan tombak, kemudian darah dan air mengalir keluar. ( Yoh. 19:34.)

"Segala tulangku terlepas dari sendinya." Suatu  gambaran  kengerian  kematian  diatas  salib yang  luar biasa deritanya. Berat badan korban benar-benar menggelantung, merenggut lengan,  siku --siku nya keluar dari persendian tangan  dan  kaki  korban.

Anjing2 mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku."  Dalam Perjanjian Baru disebutkan bahwa mereka  yang  memusuhi Yesus, Para pemimpin agama  Yahudi (orang Saduki dan Farisi) yang jahat dan penuh dendam, mengelilingi Dia ketika Ia dipakukan di salib, sambil mengejek dan menghujat Dia. ( Matius 27:39-42.)  Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala,mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" 

Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata:"Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.Mereka menusuk tangan dan kakiku."

Ini mungkin merupakan ramalan  yang paling mencengangkan  dari nubuat Daud ini.Yang  dilakukan  oleh  pemerintahan Roma dalam  menghukum  mati  dengan  penyaliban. Masyarakat Yahudi pada jaman Daud tidak mempraktekkan penyaliban. Hukum agama mereka menentukan supaya para penjahat dirajam sampai mati. Tetapi Allah menunjukkan kepada nabiNya, Daud, bagaimana Mesias akan mati 10 abad kemudian, yaitu dihukum mati oleh kerajaan Roma (yang bahkan belum ada pada jaman Daud).

 Mereka membagi-  bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku." Ini penggenapan dari nubuat Daud  yang  tertulis  juga di dalam Injil Yohanes 19:23-24  "Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaianNya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian - dan jubahNya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja... mereka berkata...' Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya"

DOKPRI
DOKPRI
Disini permenunganku  berhenti, saya  jadi  miskin  kata,  tiada  kata  yang  mampu untuk  mengungkap  isi  hati  hanya  tetesan  air  mata  yang  mampu  mewakili, syukur, puji  dan  segala  gejolak  hati.  Tuhan, disilah  Dikau menderita dan  dibaringkan setelah  Dikau  disiksa, disalibkan  dan  mati  secara  keji. Imajinasiku  yang  melayang  menelusuri apa  yang  tertulis  dalam  Injil  Suci, keberadaan  Bunda  Maria  ditemani  Maria  Magdalena,  Yohanes  dan  mungkin  Yosef dari  Arimatea.  Ketika  Dia  lahir  St  Yosef  membungkus tubuh-Nya  dengan  kain  lampin  kini  saat  kematiaannya  Yosef  yang  lain  mengapaninya  dan  menyediakan  kubur  bagi  DIA.

Kisah  itupun  tertulis  dalam  Kitab  Suci Lalu Yusuf membeli kain kapan dari linen halus dan sesudah menurunkan jenazah Yesus, ia membungkusnya dengan kain itu. Kemudian ia meletakkan jenazah itu di dalam sebuah kuburan yang dibuat di dalam bukit batu. Sesudah itu ia menggulingkan sebuah batu besar menutupi pintu kubur itu. Demikian  yang  tertulis  dalam  Injil  Markus  15 :46

Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci : "Aku haus!" 

Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib  sebab Sabat itu adalah hari yang besar maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. 

Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. 

 Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam." Sesudah itu Yusuf dari Arimatea -- ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi  meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu.

 Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ. (  Yoh 19: 25 -- 42)

Tempat  yang  menjadi  saksi  penderitaan  Allah  sekaligus  bukti  cinta-Nya  kepada  manusia  itu  kini  banyak  dikunjungi  dan  dijaga  oleh  pelbagai agama (  Yahudi, Katolik, Kristen,  Ortodok, dan  Muslim) Kalau  bukan  tempat  Tuhan  tentu  tidak  ada  yang  mau  bersusah  payah  menjaganya  dan  tempat tersebut dulu  menjadi  perebutan  dan  peperangan  untuk  dapat  dikuasai.

 Sekarang  sepertinya  ada  pembagiannya  masing-masing  karena  tempat  tersebut  menjadi  gereja  yang  amat  besar  dan  ada  tempat  peribadatan  yang  masing-masing  telah  menjadi  tanggung  jawab  seperti  kapela  yang  menyimpan  Batu  tempat  untuk  mengikat  dan  mendera  Yesus, menjadi  tanggung  jawab  Katolik.

Yang  menjaga  makam  Yesus  orang  Muslim, yang  menjaga  altar Golgota  adalah  imam  Yahudi  dan  ada  kapela  besar  yang  didepannya ada  batu  tempat  jenazah  Yesus  dibaringkan  menjadi  tanggung  jawab  Imam  Ortodox, bahkan  sewaktu  saya  ke  CR =  Confortable Room  alias  WC  saya  iseng --iseng  bertanya  pada  si  penjaga,  dengan  bangga  dia  berkata :" Saya  bangsa Palestina,  yang  selalu  menjaga  tempat  ini". Dengan  penuh  kebanggaan  dan  kerelaan mereka  dengan  setia  menjaga tempat  suci  itu  dan  mengatur  kelancaran  para  peziarah.***

Note  :  Foto  adalah  dokumen  pribadi

Oleh  Sr. Maria  Monika  SND

19  Juli, 2021

Artikel  ke : 409

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun