Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Waisak Kesempurnaan Raga dan Sukma

26 Mei 2021   08:42 Diperbarui: 26 Mei 2021   09:01 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waisak Kesempurnaan Raga dan Sukma ( budha.com )

Setiap  insan  hidup, senantiasa  mencari  jati  diri

Untuk  apa arti  hidup  ini?

Di bawah  pohon  Bodhi

Sang Budha  bersemadi, dalam  hening   mengulik  nurani

Mencari  muasal  tujuan  suci

Seorang  manusia  diciptakan  fana  menuju   abadi.

Kesepian  berubah  jadi  keheningan  murni,  datang  dan  pergi

Ia  menyampaikan  pesan, lepaskan  segala  kebanggaan  dari  genggaman  kelekatan  hatimu.

Lepaskan  duniawi, terimalah  benih  sabda, jadi  mantra  kehidupan

Yang  membangkitkan  hidup  banyak  orang.

Lembut abadi  tertanam  lekat  dalam  hati

Sang  Budha  mengalami  pencerahan.

Gelar  sebagai  Putra  raja  Kapilawastupun dilepaskan

Dia  turun  membumi, melihat  sesamanya  dalam  penderitaan

Jiwa  yang  bening  selalu  mengarah keatas,

pada  keabadian  yang  adi  luhur.

Badan  dan  Jiwa  mesti  mengalami  pembebasan

Dia  tidak  mau  sendiri dalam  langlang  nirwana,

Jiwa  senantiasa  mengajak  sukma  yang  lain  untuk  mengecap  bahagia.

Berbahagia dengan  tiap  tunas  barunya

Tertawa  bahagia  dengan  senyum   pertobatan   bunga  pertama

Pencerahanpun  terjilma...menjadi  pelajaran  hidup  bagi  sesamanya

Untuk  ugahari  pada  yang  duniawi, meraih  suci  nan  ilahi.

Kamadatu  hasil  dari  manusia   yang  diikat  hukum sebab akibat , karma  dari  setiap  perbuatannya.

Yang  baik  bertumbuh  baik, yang  jahat, mendulang  keburukan.

Citra   manusia yang belum  terbebas  dari   keburukan, dibelenggu  lika-liku, hasrat, kemauan, hawa nafsu, serta dosa.

Rupadatu,  Citra  manusia  yang   sudah terbebas dari hawa nafsu dunia dan karmanya.

Arupadatu

Citra  manusia  yang    seutuhnya  menjadi milik penciptanya  dan  menyatu dengan Sang  Khalik.

Tiga  gambaran  diatas  warisan  bernas tuntunan  lunas  tuk  meraih  utuhnya  kehidupan.

Keselarasan  jiwa  raga  menjadi  dasar  keharmonisan  tuk  mengolah  rasa.

Apakah  pada  diriku ada  belas  kasih , rasa  cinta, belarasa  buat  sesama  dan  semesta?

Pengejawantahan  karsa  dari  rasa  menuntun  jiwa  tuk  sampai  ke  Nirwana.

Selamat  Hari  Raya  Waisak  bagi  saudara  saudariku  yang  beragama  Budha Berkat  Tuhan  melimpah  selalu

Salam  dan  doaku.

Oleh : Sr. Maria  Monika  SND

26  Maret, 2021

Artikel  ke-361

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun