Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Sound of Borobudur Menggemakan Keindahan Indonesia, Merengkuh Musik Dunia

11 Mei 2021   12:57 Diperbarui: 11 Mei 2021   13:44 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sound of Borobudur 169 ( detik .com

Ide  itu  lahir  dari Dewa  Bujana dan Tri  Utami   ketika  mengunjungi  Borobudur, dengan  melihat  relief yang  terpampang, imajinasi  mereka terbawa  bakat  seni  yang  telah  dimilikinya untuk  berkarya melestarikan  seni  baru  yang  mempesona..

 "Dari situ tergeraklah, kita waktu itu saya sama Iie (Tri Utami), nyoba mereplika instrumennya, terus gimana membunyikan dengan tentunya dengan cara sekarang karena saya sendiri belum lahir zaman dulu. Coba-coba itu cukup lama prosesnya sampai akhirnya dapat komposisi dan kita garap dibantu sama Mas Bintang Indrianto, kita garap akhirnya jadi seperti tadi," ujarnya Dewa  ketika  diwawancarai.

Sound of Borobudur 169( detik.com )
Sound of Borobudur 169( detik.com )
Hal yang menarik pada Sound Of Borobudur adalah hadirnya mereplika alat musik dawai yang sama dengan gambaran dawai di relief Karmawibhangga Candi Borobudur. Replika alat musik dawai ini telah berhasil dibentuk dan dibunyikan oleh para pembakti budaya.

Penampilan  para  pemusik  di  Rumah  Mbudur  itu  juga  disaksikan  Bp Ganjar , ketika  bapak  Ganjar  diminta  tanggapannya beliau  mengungkap  lugas  mimpi  para  musisi  itu  katanya  :" Mimpi para musisi itu, bukan hanya sekadar membuat, namun membunyikan. Mereka yang melakukan riset dengan hipotesis 'Borobudur memang pusat seni', pusat musik dunia atau justru sebaliknya.

"Mimpi mereka adalah bagaimana itu bunyi, tidak hanya sekadar dibuat replikanya, tapi bunyi dan itulah kerja-kerja seni yang sangat luar biasa. Risetnya tidak selesai membunyikan dicari sebenarnya dengan hipotesis 'apakah Borobudur itu memang pusat seni, pusat musik dunia' atau sebaliknya kita tempat bertemunya peralatan musik, instrumen seluruh dunia yang mana," ujarnya.

"Hipotesis ini akan diuji dalam perkembangan, maka satu bentuk seperti gitar itu di banyak tempat namanya beda-beda. Satu bentuk kendang itu ternyata namanya beda-beda dan itulah yang kemudian mengkristalkan mereka untuk bersemangat membuat replikanya, memainkan dan jadilah musik itu,"

Setelah  menyaksikan  penampilan  " Sound of  Borobudur "  di  You Tube, kesan  saya musik genre yang  dilahirkan merupakan  musik  khas  Indonesia  yang  menyuguhkan paduan   warna  music  dunia, Mengapa ? Karena  musiknya sangat  energik dan  meditative, dengan  mendengarkannya  bisa  untuk  menari seperti  tari  Burung  Enggang  Kalimantan, yang  mirip  dengan  tarian Vietnam  dan Thailand, kemudian  bisa  mengalun  meditative, yang  bisa  digunakan  untuk  Tari  persembahan " Arati  "  ala  India, atau  tarian  Puja  puji  ala  Bali.

Apalagi  ketika  dipadu  dengan  gamelan  Jawa  dan  Bali, serta  jenis  alat  music  dari  pulau  lain, begitu  indahnya,  Indonesia  memang  surga  dalam  segalanya  salah  satunya  adalah  budaya &  seninya. Siapa  tahu  suatu  saat  para  pemusik  dunia  berkumpul  di  Indonesia untuk  berkolaborasi dan  menghadirkan  kembali  kejayaan  masa  lalu  yang  terpateri  di  Relief  "  Candi  Borobudur "

Brovo  para  musisi  Indonesia  yang  mempunyai  kesadaran  untuk  menguak  keindahan  Seni  masa  lalu, semoga  Sound of Borobudur mampu memunculkan kesadaran jati diri  putra  -putri  Indonesia  untuk  mencintai   budaya bangsa juga memiliki  rasa sense of  belonging, kepedulian dan kebanggaan bersama dalam rangka membangun peradaban  Indonesia  yang akan berdampak pada pembangunan dan penguatan  karakter  bangsa menuju  Indonesia  yang  Raya.***.

Note :  dari  berbagai  sumber You Tube, Detik.com

Oleh : Sr  Maria  Monika  SND

11 Maret 2021

Artikel  ke  346

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun