Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Pahami Bahaya Sexting bagi Kita dan Generasi Muda

28 April 2021   10:45 Diperbarui: 28 April 2021   11:55 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Understanding Sexting Danger ( Kiriman dari Kopimanis koptari)

Beberapa  hari  yang  lalu , tepatnya  24  April, 2021, KOPTARI  ( Konferensi Pemimpin  Tarekat  Religius  Indonesia )  mengadakan  Webinar  dengan  judul  "  Understanding  Sexting  Danger "  (  Memahami  Bahaya  Sexting ) Acara  ini  disajikan  oleh Tim Kopi Manis  Koptari  yang  diprakarsai  oleh  Romo  Petrus  Sunu  SJ , selaku  ketua  KOPTARI  yang  melibatkan  para  biarawan  biarawati  muda, untuk  mendampingi, berjalan  sebagai  teman, ngobrol  bareng  dan  dan  menyajikan  acara-acara  menarik   yang  selalu  update  bagi  Kawula  muda. (  kunjungi  Instagram  @kopimankoptari )

Bagi  penulis  rasanya  amat  penting  untuk  mengangkat  hal  ini  sebagai  tulisan, mengingat, jaman  sudah  berubah, amat  maju.  Dengan  handphone orang  bisa  menghubungi   kita  selama  24  jam, dimanapun, termasuk  di kamar  tidur. Maka  diri  kitalah  yang  menjadi  pengendali menguasai  Cell phone, bukan  dikuasainya. Dengan  demikian  kita  juga  bisa  mengarahkan dan   memberi  contoh  baik  kepada  anak-anak  kita (  Generasi  muda)

Jika  kita  tidak  waspada  akan  tergilas  kemajuan  jaman yang  tidak  mudah  ini.  Apalagi  untuk  putra  putri  kita. Kita  perlu  membentenginya, dan  memberi  kesadaran betapa  pentingnya  membentuk  karakter, jangan  sampai  ikut  arus  yang  membahayakan  hidup dan  kepribadiannya.

Pengalaman  Mendidik  Generasi  muda.

Penulis  menjadi  guru  kurang  lebih  35  tahun. Banyak  hal  yang  terjadi yang  mengancam  generasi  muda  anak --anak  usia  SD  dan  SMP. Yag  karena  usianya  masih  mudah  dipengaruhi, mungkin  juga  anak  SMA, namun penulis  tidak  secara  langsung menangani hal  ini.

Sewaktu  penulis  menjadi  Kepala  Sekolah SD  dan  SMP  ada  hal  yang  begitu  memprihatinkan  yaitu  ada  Oknum  tertentu  yang  bermaksud  merusak  Generasi  bangsa  dengan  membagikan DVD  Porno secara  gratis di  sebrang  sekolah  ketika  anak-anak  pulang  sekolah. Ada  juga   Siswa, yang  walaupun  bukan  siswa  kami  yang  kecanduan  Pornografi. (  untuk  dua  hal  ini  akan  saya  bahas dalam  topik  tersendiri.

Maraknya  Sexting  melanda  Kaum  muda 

Apa  itu  Sexting ? ketika  saudari  Regina Manjali (Angie) Psikolog  Yayasan @ tabu.id yang  menjadi  salah  satu  narasumber webinar dan  bertanya  dalam  Webinar  Kopimanis  KOPTARI  banyak  Germud = generasi  muda yang  menjawab dengan  aneka  jawaban.

Intinya  Sexting  adalah  Aktivitas  Sexual yang  dilakukan melalui  tehnologi  komunikasi. Berupa   pengiriman pesan  atau  gambar/foto , video, voice  message  yang  terkait  dan mengarah dengan  perbuatan  sexting  atau  ajakan  berbuat  Sex.

Ngeri  kan  mendengarnya?    Ketika  mereka  ditanya  apakah  pernah  jadi  korban  Sexting? Kebanyakan  mereka  pernah  mengalaminya. Menjadi  sasaran atau  korban  dari  Sexting.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Adam & Eve, sebuah perusahaan mainan seks, sexting pasti bisa meningkatkan hubungan  pasangan .  Sementara itu, 42 persen orang  yang berpacaran  melaporkan  pernah  sexting, dan 32 persen orang yang menjalin hubungan kurang dari 10 tahun mengirim sexts. Apakah sexting normal untuk menjalin  hubungan?

Yang  jelas generasi muda kita  dalam  bahaya, jika  mereka  tidak  dibekali  KESADARAN dan  Pendidikan  Karakter  untuk  dapat melindungi  mengontrol, mengendalikan diri, dari  pengaruh  "Media  Sosial "yang  dilancarkan  oleh  orang-orang  yang  tidak  bertanggung  jawab.

Sexting  dan  mental  porno  tidak  hanya  menyerang  Germud tapi  juga  orang  dewasa. Bahkan  tak  disangka  akun  Face Book  kita tanpa kita  ketahui ada  muatan  pornografi  yang  bukan  kita upload.

Saat ini  mungkin , sexting  dalam  suatu  hubungan dianggap  seperti norma  dan  normal  saja. Faktanya, Survei Seks Milenial Kondom SKYN 2017 menemukan bahwa 62 persen generasi milenial mengatakan mereka melakukan seks setidaknya sebulan sekali, dan 48 persen mengatakan mereka melakukannya setidaknya sekali seminggu.

Tetapi karena itu  dianggap   umum dan orang mungkin sering melakukannya, itu tidak berarti hubungan   seseorang  menjadi lebih baik karenanya. Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Computers in Human Behavior menemukan, terlalu banyak sexting sebenarnya bisa berarti masalah bagi hubungan  dan  persahabatan.  Karena  sangat  merendahkan  diri  pihak  lain.

Tentunya  ada  dampak  negative  dari sexting dapat menambah beban psikologis negatif pada orang tersebut, yang mengarah pada isolasi sosial, kesepian, perasaan terus menerus   merasa   cemas, dihakimi, dan depresi.

Beberapa orang mungkin juga mengembangkan gangguan bipolar untuk menyesuaikan diri dengan dunia setelah kasus sexting yang salah, dan  menjadi  beban tersendiri.

Apa konsekuensi dari sexting?

 Tentu  ada risiko yang  harus  ditanggung   bahwa  kepribadian,  citra mereka akan diketahui oleh orang lain. Hal ini menyebabkan tingkat kesusahan, dan  perasaan  keterasingan  yang tinggi bagi orang muda.

Dan dapat menyebabkan mereka beralih ke 'mengatasi' dengan cara yang tidak sehat seperti melukai diri sendiri, mengisolasi diri sendiri, tidak  beraktivitas  secara  normal  dan membatasi asupan makanan mereka.

Remaja yang melakukan sexting lebih cenderung menunjukkan tanda-tanda depresi dan kecemasan. Penelitian baru menunjukkan bahwa sexting pada masa remaja terkait dengan gejala kecemasan, stres, dan depresi. Bukti ini berasal dari studi yang diterbitkan dalam The Journal of Psychology: Interdisciplinary and Applied.

Perlu  tahu  supaya  tidak  menjadi  Korban  Sexting

Hukuman bagi penyebar Sexting (screennagresmovie.com )
Hukuman bagi penyebar Sexting (screennagresmovie.com )
Penting untuk diketahui  bahwa jika  gambar seseorang  dibagikan tanpa persetujuan   orang  yang  bersangkutan, itu bukan salah dia. Orang yang membagikannya salah.

Sebelum mengirim texs  yang  mengandung  unsur  sexting, foto, gambar, Anda harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika gambar tersebut jatuh ke tangan yang salah. Anda juga perlu mempertimbangkan kepada siapa Anda mengirimkannya dan apakah mereka telah setuju untuk menerima gambar tersebut.

Foto dan video dapat diteruskan dengan sengaja atau tidak sengaja. Ini mengambil kendali dari diri  sendiri, anda, dan dengan siapa Anda memilih untuk berbagi. Setelah dibagikan, gambar-gambar ini bisa selamanya berada di dunia maya.

Apakah  yang  dimaksud   penyalahgunaan berbasis gambar itu?

Understanding Sexting Danger ( Kiriman dari Kopimanis koptari)
Understanding Sexting Danger ( Kiriman dari Kopimanis koptari)
Pelecehan berbasis gambar adalah ketika foto atau video intim atau seksual seseorang dibagikan tanpa izin mereka.

Mungkin  orang tersebut telah memberikan izin untuk mengambil foto atau video atau mengambil fotonya sendiri, tetapi kemudian dibagikan tanpa persetujuan mereka.

Di lain waktu, orang tersebut bahkan tidak menyadari bahwa gambar tersebut telah diambil. Orang-orang mungkin juga mendapatkan gambar semacam ini yang dikirim kepada mereka bertentangan dengan keinginan mereka.

Bahkan  ada  yang  terperangkap  ancaman   untuk membagikan gambar, meskipun gambar tersebut tidak pernah benar-benar dibagikan  juga merupakan jenis penyalahgunaan berbasis gambar. Ini disebut 'sextortion' dan bagi sebagian orang bahkan lebih menyedihkan daripada membagikan gambar.

Terkait  kasus  diatas  ini  sudah  merupakan  kejahatan  dan  yang  melakukannya  bisa  di jerat  dengan  hukuman  penjara  6 tahun  penjara  dan  denda  2 Milliard jelas  Pastor  Hillarius Kemit OFM. Cap,  Sang  pengacara  dan  ahli  hukum  yang  banyak  menangani  kasus  terkait.

Meskipun  Orang  yang  melakukan pelecehan berbasis gambar/ video  itu  mugkn  karena  perbuatannya  sudah  dihukum, namun beban  Psikologis rasa  dipermalukan, direndahkan  yang  dialami  oleh  Si  Penyintas /  korban akan  dirasa  seumur  hidup,  tandas  Pastur  Hillarius.

Apa yang harus  dilakukan jika saya pernah mengalami pelecehan berbasis gambar?

Setelah foto atau video dibagikan tanpa persetujuan Anda, akan sangat sulit untuk mendapatkannya kembali. Tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan.

Hapus gambar dan video

Jika Anda ingin gambar dihapus dari situs web atau aplikasi, Anda dapat menghubungi administrator dan meminta mereka untuk menghapusnya (di media sosial, ini biasanya dilakukan dengan 'melaporkan' gambar tersebut).

Ini tidak berarti bahwa orang belum menyimpannya. Jika Anda merasa aman, Anda dapat menghubungi orang yang telah membagikan foto atau video tersebut dan meminta mereka untuk menghapusnya dan menghapus semua salinan.

Kumpulkan bukti

Untuk membantu polisi dan layanan lain menghapus foto atau video, ambil tangkapan layar dan salin alamat webnya. Untuk menemukan situs web lain yang mungkin memiliki gambar / video Anda. Anda dapat melakukan pencarian gambar  dan  video itu dengan lebih  mudah.

Memiliki dukungan dari seorang teman/ kenalan  yang  dapat  dipercaya untuk  mencari foto dan video dapat membantu. Tenang,berpikir  jernih  dan cobalah untuk tidak fokus pada komentar apa pun di situs web  itu bisa sangat menyakitkan.

Lindungi detail pribadi Anda

Terkadang saat gambar dibagikan, detail pribadi lainnya dapat dibagikan pada saat yang sama, seperti nomor telepon atau detail profil online. Jika Anda menerima pesan atau panggilan online yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan, simpan catatan kontak ini dan blokir mereka.

Semoga  dengan  tulisan  ini, para  pembaca  yang  budiman, para  orang  tua, bisa lebih  peka  akan  situasi  dunia  media  Sosial  sekarang  dan  dapat  melindungi  diri, keluarga, sahabat, putra-putrinya  supaya  terhindar  menjadi  pelaku dan  korban/ penyintas  Sexting. ***

Oleh  Sr. Maria  Monika  SND

28  April, 2021

Artikel  ke  335

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun