Mohon tunggu...
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis Sosok
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lagi Rame!
Doom Spending dan Hidup Boros Gen Z dan Milenial
Dilantiknya Legislator, Apa Harapan dan Tantangannya?
Terus Mengingat Tragedi Kanjuruhan
Kisah Sukses Kampung Organik Brenjonk, Mojokerto
Memaknai Ekonomi Pancasila
Kisah dalam Piranti Makan Tupperware
Kamu pasti suka!
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Via Dolorosa Jalan Sengsara Demi Keselamatan Jiwa

2 April 2021   10:29 Diperbarui: 2 April 2021   10:31 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdoa jalan Salib (dok Pribadi)
Berdoa jalan Salib (dok Pribadi)
Berdoa jalan Salib (dok Pribadi)
Memanggul Salib tanda silih (dok pribadi)
Via Dolorosa (dok pribadi)
Salah satu ruang Stasi jalan salib (dok pribadi)
Naik turun melalui lorong pasar &pertokoan (dok pribadi)
di depan Istana Pontius Pilatus (dok pribadi)
Menuju Puncak Golgota (dok pribadi)
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami  memikul  salib  hingga  di  puncak  GOLGOTA.  Langit  biru  bersih, tanpa  ada  awan  putih, langit  jernih  seperti  ini  jarang  saya  dapati  di  Jakarta,atau  ditempat  lain.

Menuju Puncak Golgota (dok pribadi)
Menuju Puncak Golgota (dok pribadi)
Disini dalam  panas  terik  yang membakar  tubuh  kami, dinaungi  langit nan  bersih  biru  menawan tanpa  ada  meganya,  lambang  kedamaian, kami  memikul  salib  sebagai  pertobatan  ikut  merasakan  sengsara  Tuhan.  Puji  Tuhan  Dikau  telah  menunjukkan  kasih-Mu  nan  luar  biasa  sehingga  berkenan  menuntun  kami  semua  menapaki  jejak  kudus  Putera-MU  Yesus, hingga  sampai  puncak  Golgota***.

Oleh  Sr. Maria  Monika  SND

2  April, 2021

Artikel  ke 313

HALAMAN :
  2. 1
  3. 2
  4. 3
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

via dolorosa

jalan salib

merenungkan sengsara tuhan

korban silih

menanggung dosa

humaniora

sosbud
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.