Maka  para  Pengurus IBSI  mulai  periode 2005 hingga saat  ini  aktif mengadakan sosialisasi tentang  Perdagangan  Manusia  bahwa  kenyataan  itu  sungguh ada  disekitar  kita, bahkan  mungkin  menimpa dilingkungan  terdekat bahkan  keluarga  kita.
Diantara begitu banyak luka terbuka di dunia kita, salah satu yang paling meresahkan adalah perdagangan manusia, bentuk perbudakan modern, yang melanggar martabat yang diberikan Tuhan kepada banyak saudara dan saudari kita ( Paus  Fransiskus)
Hasil Pengamatan Kenyataan dan Tantangan  kejam  yang  ada  dalam  Perdagangan  Manusia dikelompokkan  menjadi   yaitu :
- Mengapa perdagangan manusia masih ada dan kebejatan perbudakan itu masih terus berlangsung   hingga abad ke 21
- Mengapa perdagangan manusia itu masih tetap begitu tersembunyi
- Bagaimana perdagangan manusia itu berlangsung
- Apa yang dapat dilakukan, dan bagaimana dapat dilakukan secara lebih baik
Memahami  Penyebab  Perdagangan  Manusia .
- Narsisme
- Perwujudan sistem sosial, budaya, dan ekonomi yang tidak bermoral dan praktik yang mempromosikan sikap peningkatan konsumen dan menambah ketidaksetaraan di dalam dan antar wilayah
- Pertumbuhan egosentrisme dan individualisme, yaitu sikap yang cenderung memandang orang lain melalui lensa kekuatan semata, menilai orang lain berdasarkan ukuran kenyamanan dan keuntungan pribadi
- Pendewaan uang lebih menjadi pusat sistem ekonomi daripada manusia pada pribadi manusia  Â
- Mencermati  tanggapan  Paus  Fransiskus  tentang  Perdagangan  Manusia  :
- Jika ada begitu banyak perempuan muda yang menjadi korban perdagangan manusia berakhir di jalanan kota kita, itu karena banyak lelaki di sini -- muda, setengah banya, lanjut usia, - meminta layanan dan bersedia membayar kesenangan mereka, Maka, saya ingin tahu, apakah benar penyebab utamanya memang para pedagang manusia?
- Saya yakin bahwa penyebab utamanya adalah cinta diri yang tidak bermoral dari banyak orang munafik di dunia kita ini. Tentu saja, menangkap para pedagang itu adalah kewajiban keadilan. Namun solusi yang sebenarnya terletak pada pertobatan hati, menghentikan permintaan untuk mengosongkan pasar."
Mengakui  Adanya  Perdagangan  Manusia :
Meskipun ada komitmen publik  dengan  berbagai kampanye penyadaran dilakukan, namun  masih banyak ketidaktahuan tentang sifat dan penyebaran perdagangan manusia. Orang-orang yang diperdagangkan biasanya tetap tidak terlihat dan tidak mudah diamati atau dideteksi.
Orang-orang yang diperdagangkan sering dimanipulasi dan dijebak dalam pola psikologis yang tidak memungkinkan mereka untuk melarikan diri, meminta tolong, bahkan tidak paham bahwa dirinya pernah atau bahkan masih menjadi korban
Ada mereka yang meskipun mengetahui hal ini, namun tidak mau berbicara tentangnya, karena mereka menjadi bagian akhir dari 'rantai pasokan' pemakai 'layanan' ini yang diajarkan di pinggir jalan atau internet, serta  jaringan  tersembunyi.
Gerakan untuk  Menyikapi  dan  mengurangi dan  menghambat  Perdagangaan  ManusiaÂ
- Usaha meningkatkan kesadaran harus dimulai dari rumah, diri sendiri, kemudian kita mampu membuat komunitas kita sadar, dengan memotivasi mereka sehingga tidak pernah ada lagi manusia yang bisa menjadi korban perdagangan.
- Memberi  penyuluhan  di  sekolah-sekolah, lingkungan  akan  adanya  dan  bahayanya  Perdagangan  manusia diberikan  sejak  dini  pada  peserta  didik.
- Penyuluhan  kepada  keluarga disaat  diadakan  pertemuan  orang  tua  murid  disekolah.
- Program-program khusus pendidikan dan belajar mandiri dengan tujuan memperkuat kemampuan untuk pencegahan, perlindungan, penuntutan, dan kemitraan, harus ditawarkan di tingkat komunitas
- Semua yang pernah menjadi korban perdagangan adalah sumber dukungan yang sangat besar untuk korban baru, dan sumber informasi penting untuk menyelamatkan banyak orang muda lainnya.
Menanggapi  Perdagangan  Manusia  dan  Mendukung para  Penyintas Perdagangan  Manusia
AHT ( LSM.com )
Â
- Tugas 'pekerja kemanusiaan dan sosial' Â adalah untuk memberikan sambutan ramah, menyediakan kehangatan manusiawi dan kemungkinan membangun kehidupan baru bagi para korban (Paus Fransiskus)
- Reintegrasi atau Integrasi, para penyintas perdagangan manusia di dalam masyarakat bukanlah masalah sederhana, mengingat trauma yang mereka derita (keamanan, pelatihan dan perberdayaan)
- Negara-negara harus membangun atau meningkatkan program dan mekanisme untuk melindungi, merehabilitasi, dan mengintegrasikan kembali para korban, mengalokasikan kepada mereka sumber daya ekonomi yang disita dari pedagang manusia.
- Para penyintas yang menderita gangguan emosi jangka panjang memerlukan perhatian khusus. Perlu diingat para penyintas adalah manusia dan harus selalu merasa bahwa dirinya diperlakukan dengan sangat hormat.
- Tugas  ini  sungguh  sangat  besar  dan  sulit, kita  perlu  menjalin  kerjasama  dengan  pelbagai  pihak  yang  terkait  para  LSM, Advocad, pekerja  social  yang  handal, Ahli  hokum, para  Polisi  Penegak  hokum  agar  kita  sungguh  dapat  membebaskan  mereka  yang  menjadi  Korban perdagangan  manusia .
- Tugas  ini  sangat  besar dan  membutuhkan  keberanian, kesabaran, ketekunan dan  cinta  yang  besar  akan harkat  & kemanusiaan.  Menuntut  upaya  bersama  dan  Global  dari pelbagai pelaku yang  berbeda  di  ada  dan  membentuk  masyarakat.  Gereja  juga  harus  berperan.Â
Berpuasa yang Kukehendaki adalah membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang-orang  yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri. ( Kitab Nabi Yesaya 58; 6-7)
Oleh  Sr. Maria  Monika  SND
7 Februari 2021
Artikel  ke  258.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H