Jika  telinga  kita  mendengar  kata  " Sastra "  apa  yang langsung  muncul dibenak  kita? Suatu  keindahan, buku yang  layak  dibaca entah  itu  berisi  Puisi, Soneta, maupun  prosa. Sastra berasal  dari  Bahasa  Sanskerta/ shastra  merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta stra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar s yang berarti "instruksi" atau "ajaran".  Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau Bahasa ( Wikipedia )
Jika  kita  tilik  dari  KBBI Sastra  adalah  : bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari); kesusastraan; kitab suci Hindu; kitab ilmu pengetahuan; kitab; pustaka; primbon (berisi ramalan, hitungan, dan sebagainya); tulisan; huruf;
Bagi  penduduk  bumi sastra adalah  Bahasa  yang dapat dipahami dan dinikmati oleh berbagai bangsa di dunia; bertema universal.Hasil sastra  dianggap bahkan  diakui  paling tinggi mutunya oleh kebanyakan bangsa di dunia.
Ketika  Saya  mengenal  Sastra
Saya  mengenal  " sastra"  dari  bapakku, mungkin  karena  seorang  guru, dan  ingin  supaya  anaknya  belajar  yang  terbaik, saya  mulai  dikenalkan puisi-puisi  sederhana  dan  diminta  untuk  mendeklamasikan. Hal  ini  saya  ingat  sewaktu  saya  masih  kelas  1  SD. Adikku  yang  no  4  juga digladi  untuk  berdeklamasi sejak  TK  dan  sering  meraih  juara.
Bapakku  tidak  memaksakan, namun  melihat  bakat  anaknya  kiranya  ada  minat  atau  tidak?  Dengan  berkembangnya  waktu, di  SD  kelas  5  saya  mulai  disodori  bapak  Buku-buku  Sastrawan  Indonesia  yang  ternama seperti : Hamka dengan  novelnya berjudul Tenggelamnya Kapal Van der Vicj; Salah Asuhan karya Abdul Muis; pun Siti Nurbaya besutan Marah Roesli, Layar  Terkembang  oleh  Sutan  Takdir  Ali  Syabana.
Tidak  berhenti  disitu, kalau  bapak  melihat  saya  sudah  selesai  membaca, bapak  memintaku  untuk  menceritakan  kembali, alurnya. Budaya membaca dalam hidupku tumbuh karena jasa bapakku.  Dialah  yang  menggemburkan dan  menyuburkan  cintaku kepada buku.
Buku juga membangun dan mengembangkan imajinasiku. Pengalaman itu kuabadikan  dalam catatan harian sejak  saya  masih  duduk  di  bangku  SD.. Hari demi hari, saya  rajin  mematri segala pengalaman di buku harian.
Pengetahuan  Sastraku  makin  berkembang
Sewaktu  SD  dan  SMP, peran  guruku  juga  luar  biasa. Bapak  Sedya  Wiyana (  Guru  SD ) dan  Bp  Sunaryo  (  guru  SMP)  jika  menerangkan  tentang Bahasa, membuat  muridnya  takjub, ternganga, karena  sungguh  memberi  Inspirasi, sering  beliau dengan  ekpresi  dan  gaya  yang  hidup, layaknya  orang Italia  kalau  bicara he..he..he.