Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Lukisan "The Last Supper"

23 September 2020   14:20 Diperbarui: 23 September 2020   14:26 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan The Last Supper (biography.com )

Dia  menemukan seorang  seorang pria dengan punggung  yang  bungkuk dan wajah kuyu berkerut  tampak  tersiksa tersiksa,  sangar  dan  sangat menakutkan.  Pikir  Leonardo orang  ini  sangat  cocok  untuk  model lukisannya  sebagai  Yudas.

Setelah  berbincang  dan  mengadakan  kesepakatan, Si pria  itu  menyetujui  dan  dibawa  Leonardo ke  studionya. Secepatnya  Leonardo  menyelesaikan  lukisannya.

Setelah  selesai, pria itu  berkata :"  Dua puluh  lima  tahun  yang  lalu, tuan  juga  telah  membawa  saya  di  studio  ini saya  menjadi  model sebagai  Yesus" Leonardo  tercengang. Pria yang  berwajah  sangar dan  tersiksa  itu  melanjutkan  ceritanya  bahwa  dia  dari  orang  yang  hidup  baik, seorang  anggota koor  gereja  yang  berwajah  tampan.

 Akhirnya  dia  bertualang  dalam  arus  kehidupan  dalam kejahatan  hidup  yang  serampangan, seorang  brandal. Akhirnya  dia  bertobat dan  kembali  kedesa  dengan  menjadi  petani.

Nah  dari  kisah  ini  kita  bisa  mengambil  hikmah, ketika  hidup  kita  baik, dilingkungan  yang  baik, bersyukur  memuji  Tuhan, dengan  suara  yang  indah. Semua  itu  memunculkan  aura  yang  indah  sehingga dia  menjadi  seorang  yang  tampan (memiliki  ketampanan  dari  dalam yang  memancar  diwajahnya )  sehingga dia  pantas  untuk  menjadi  model  sebagai  Yesus  yang  berwajah  lembut  penuh  belas  kasih.

Namun ketika  hidupnya  berkubang  dosa dan  kejahatan semua  perbuatan  mengubah  batin, dan  kehidupan  jiwanya  yang  terpancar  pada  wajahnya  yang  sangar, tersiksa penuh  kesedihan  sehingga pantas  menjadi  Yudas.

Ini  sebuah  kenyataan  yang  telah terpateri  pada  lukisan  The  Last  Supper karya  agung Leonardo  Da  Vinci  Maestro di  jaman  Renaisans.

Bagaimana  dengan  kita?  Marilah  kita  hidup dari  hari  ke  hari semakin  baik, benar  dan  berkenan pada  Tuhan  agar kita  layak sebagai  "  Citra" Tuhan***

Oleh  Sr  Maria  Monika  Puji  Ekowat  iSND  

Sumber :  The Friendship Book of  Francis  Gay 1986

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun