Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasar Tiban yang Senantiasa Menawan

4 September 2020   14:42 Diperbarui: 4 September 2020   15:07 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar  tiban  adalah salah  satu cara  bunda  Anne  Avantie menggelar dan memasarkan hasil  karyanya. Siapa  yang  tidak  kenal desainer yang bernama asli Sianne Avantie yang  dilahirkan di Semarang, Indonesia, 20 Mei 1954, yang  dikenal dengan  nama  Anne Avantie, buah kasih  dari Bp, Hari Alexander, ibunya, Amie Indriati.

Berjuang  mulai  dari  nol, dengan  semangat, ketekunan, perjuangan, tahan  hinaan  dan  caci  maki, bunda  Anne (demikian  saya  biasa  menyebut )  akhirnya  meraih  sukses, bahkan rancangan  busana khususnya kebaya merambah dan bertaraf  Internasional  di kenakan  oleh  para  bintang  Film, para  Mentri wanita (termasuk Ibu Susi paling  suka mengenakan kebaya karya bunda Anne) juga  beberapa  Miss  Universe.

Saya  masih  ingat  dan  menyimpan  beberapa  renungan  pribadi  dan  pengalaman  bunda  Anne, sewaktu  saya  masih  bertugas  di Noviciat International, Balanga, Bataan  Philippines. Bagaikan  siraman  air rohani, buah   renungan bunda  Anne yang  dilayangkan  melalui  BB selalu  menyejukkan serta memberi  inspirasi bagaimana  mengisi  hidup  dengan  sesuatu  yang produktif dan berguna, bagi  sesama.

Bersama bunda Anne ( dok pri )
Bersama bunda Anne ( dok pri )
Ingin  rasanya  bertemu dengan  bunda  Anne  dan  berbincang dari  hati  ke hati, tapi  apa  daya?  Saya  jauh  di  Luar  Negeri sana, dan  bunda  Anne  juga  selalu  bergelut  dengan  kesibukkan  yang  makin  banyak, paling  hanya  saling berbalas  berita  ber  BB  ria, itupun  kalau  singal di tempat  saya  Ok, maklum  saya  tinggal  di  bukit  yang  jauh  dari  kota.

Hingga suatu  saat  ditahun 2015 saya  kembali  ke  tanah  air, namun  bertugas di  Kefa  Menanu Timor, mengajar  di  SMA Fides. Belum  ada  1  tahun  Tuhan  menghendaki  saya  untuk  mendapat  perutusan  baru  melayani  para  Suster SND, maka  hijrahlah saya  ke  Jakarta.

Mendengar bahwa  bunda  Anne  akan  menggelar Pasar  Tiban  di  Mall  Puri  Indah, harapan  besar  untuk  bertemu  semakin mantab  apalagi para  pengagum lainnya, yaitu  sahabat - sahabat saya  mengontak  dan  mengajak  ketemuan  di  Puri  Mall.

Suatu  kenangan  indah  tersendiri. Meski  kami  harus  menunggu bunda  Anne  untuk  diwawancari. Waktu  menunggu  itu  kami  gunakan  untuk  berbincang  dengan maminya  bunda Amie Indriati, Bp Yoseph Henry suaminya, serta  Bu  Erry  assistennya. Kebetulan  bunda  Amie adalah pengagum bintang  bulu  Tangkis, Ibu  Ivana  Lie, sahabatku, jadi  makin  gayeng  pembicaraan  kami.

Bersama bunda Anne ( dok pri )
Bersama bunda Anne ( dok pri )
Saya  kagum  dengan  kegigihan bunda  Anne  dalam mempertahankan  identitasnya. Waktu  itu si  wartawan  dari negeri  Jiran  meminta  bunda  Anne  untuk  melepas  Rosario  yang  mengalungi  lehernya. Bunda  Anne  menolak, lebih  baaik  tidak  usah  wawancara, dari pada  melepas Rosario  ini. Akhirnya  wartawan  itu  menyerah dan  mewawancarainya.

Bunda  Anne  yang  selalu  tampil  dengan  gelung  konde disemat  bunga  Kamboja  ini, selalu  ramah  kepada  siapa  saja. Selesai  wawancara, terus  bertemu  kami, untung  masih  pagi  belum  banyak  pengunjung, mall  baru  buka, jadi  kami  leluasa untuk  berbincang.

Setelah  itu, jangan  tanya  banyak  pengunjung  yang  ingin  bertemu  bunda  Anne, ada  yang  langsung rubuh  di bahunya  dan  menangis, ada  yang  memeluk erat.Pribadi  bunda  Anne menarik  banyak  orang  untuk  mendekat.

Bersama bunda Anne ( dok pri )
Bersama bunda Anne ( dok pri )
Pribadi  yang  memikat

Bunda  Anne  memang  pribadi  yang  sejuk , coba  kita  perhatikan  di  status  IG  nya menyapa  dengan  ramah  para  penggemarnya  dengan  :" Ini  makanan  siangku ?, mana  makanan  siangmu?"  serta  mengolah  sendiri  masakannya  untuk  para  karyawannya.

 

Bunda  Anne Avantie tidak hanya dikenal sebagai perancang busana handal, tetapi juga merupakan penulis buku rohani Katolik dan aktivis sosial .  Disaat  pandemic  ini  dengan  tekat  bulat  tak  menghitung  rugi beliau  banting  setir  utuk  Stop  memproduksi kebaya  namun  membuat  APD yang  dibagikan  secara  gratis kepada  para  tenaga  Medis, para  Pastur, para  Suster  yang  berkarya  di  Rumah  sakit, dan  melayani  Pastoral .

 Pribadi  yang  Sosial

Sebelum  membuat  APD  sudah  lama  melakukan  Aksi sosialnya yang nyata dengan pembangunan rumah singgah bernama Wisma Kasih Bunda pada tahun 2002 yang merupakan kolaborasi dengan Rumah Sakit St. Elizabeth, Semarang.

Semula  rumah singgah ini hanya diperuntukkan untuk penderita hydrocephalus. Namun mulai tahun 2005 banyak penderita astreni ani, tumor, labiopalataschisis, bibir sumbing, dan penderita cacat lainnya yang datang untuk mendapatkan bantuan  dan  pertolongan.

Anne Avantie juga banyak mengadakan pelatihan dan workshop ketrampilan dan kewirausahaan untuk berbagai kalangan, mulai dari pelajar, penjahit, hingga ibu rumah tangga. Ibu Negara, Ny. Ani Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan "Kartini Award" kepada bunda Anne Avantie atas kontribusinya dalam mengembangkan industri kecil.

Bersama bunda Anne ( dok pri )
Bersama bunda Anne ( dok pri )
Demikian  juga Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Meutia Hatta memberikan penghargaan kepada bunda Anne sebagai "Wanita Indonesia Bisa" atau "Indonesian Woman Able". Pada tahun 2008  Selain aktif mengadakan program subsidi silang dan pelatihan gratis, bunda Anne juga sering diminta untuk menjadi narasumber di pelbagai acara.

Ala  bisa  karena  biasa

Sedari  kecil,bunda   Anne Avantie  telah  punya  interes pada  dunia mode. Dia sering membuat kostum panggung untuk grup vokal dan tari di sekolah hingga berbagai ajang hiburan remaja lainnya di Solo.

Pada tahun 1989, dengan modal 2 mesin jahit bunda Anne memulai menggeluti  kariernya sebagai perancang busana dari sebuah rumah kontrakan. Tempat usaha pertamanya itu diberi nama "Griya Busana Permatasari".

Pada mulanya, dia banyak membuat kostum penari dan berbagai busana malam yang dicirikan hiasan manik-manik. Hingga tahun 2010,  bunda  Anne memiliki dua butik di Romah Pengantn, Grand Indonesia dan  Mall Kelapa Gading. Selain itu,bunda  Anne juga memiliki toko bernama "PENDOPO" yang menjual produk seni dalam negeri hasil karya usaha kecil menengah (UKM).

Kepekaan hatinya merasa  disentuh  Tuhan  secara  pribadi  pada  saat  berkobarnya  PANDEMI   COVID 19  ini. Dia ingin  berbuat sesuatu bagi pahlawan kemanusiaan yang mempertaruhkan nyawa untuk kita atas musibah COVID-19 ini.

Terutama  yang  ada  di daerah  mereka  itu  mejalankan  "Misi  Bunuh  diri", tegasnya. Para  relawan  tenaga  Medis  tidak  berpikir  pada  dirinya  sendiri  pun  keluarganya, mereka  bekerja  tak  mengenal  waktu  dan  mempertaruhkan  nyawanya.

Bunda Anne menanggapi semua  ini dengan segala ketulusan  hati walau dalam keterbatasan mesin jahit yang terbatas, hal  ini  ditulis  dalam  akun  IG nya"  (25/3/2020).Semangatnya  pantang  menyerah  meskipun memiliki mesin yang terbatas, tetapi bunda Anne percaya pada  Penyelenggaraan Ilahi dan  kekuatan  doa, keiklasan  serta  niat baik dia dan timnya tidak terbatas.

Desainer yang terkenal dengan koleksi kebayanya yang  namanya  semakin  moncer  ini tetap  rendah  hati  dan  terbuka  pada  penderitaan  sesamanya. Dia mengatakan " Bahwa dalam kondisi sekarang kerelaanlah yang dibutuhkan untuk membantu sesama". Semua orang bisa melakukannya, tergantung  niat  yang  diwujud-nyatakan.

Menyisihkan sebagian harta untuk mereka yang membutuhkan. Dia menyangkan  kalau  ada  pengusaha  yang  memecat  atau  mem -PHK karyawannya karena  situasi  ini. Apakah  tidak  bisa  dicari  cara  lain dan  mau  mengurbankan  miliknya  untuk  tetap  mempertahankan para  pegawai  supaya  bisa  hidup?

Sungguh  ungkapan  ini  sangat  menohok  hati  saya, apakah  saya  sebagai  religious, seorang  biarawati, masih  punya  hati untuk  menolong mereka  yang  lemah, miskin dan  tak  berdaya? Atau  saya acuh  tak  acuh  duduk  diatas  Menara  gading, karena  hidupku  sudah  mapan ?

Bp Yoseph Henry & Bu Erry ( dok pri )
Bp Yoseph Henry & Bu Erry ( dok pri )
Semoga  pelajaran  yang  diberikan  oleh  bunda  Anne, yang  mengubah  usaha  besarnya dalam  modeling  dan  desainer berubah  total  dengan  membuat  APD yang  di sumbangkan  secara  gratis  ini  membuka  mata  dan  hati NURANI  kita  untuk TIDAK  menjadi  TUMPUL namun  makin  terasah  untuk  berani berbagi, berlaku  adil  terutama  pada  karyawan-karyawati  kita  agar  mereka tetap  bisa  hidup  layak. ****

 Oleh  Sr. Maria  Monika Puji  Ekowati  SND

Sumber :  wawancara, Instagram, Youtube (  Anne  Avantie )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun