Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdeka Saatnya Membajak Nurani

16 Agustus 2020   14:15 Diperbarui: 16 Agustus 2020   14:32 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo ( dok negara )

usai Upacara ( dok pri )
usai Upacara ( dok pri )
lomba paduan suara ( dok pri )
lomba paduan suara ( dok pri )
Nah  sudah  jelas  apa  yang  termaktub diatas  hidup  kita  mesti  dibimbing  oleh  Roh  Allah, apapun  agama  kita. Allah  tidak  pernah  mengijinkan  umat-Nya  untuk membunuh, membinasakan dan menyengsarakan  serta   membuat  penderitaan  pada  sesama  kita.

Karena  hakikat  Tuhan  adalah  kasih, suka cita, damai  sejahtera  dan  pengendalian  diri. Kalau  kita  dapat  melakukan  semua  ini itu  tandanya  kita  menjadi  pribadi  yang  merdeka!.

Disaat  carut  marutnya  situasi  dunia, negara, dimasa  pandemic  ini, yang  mana  kita  semua  tidak  tahu  akan  berakhir  kapan ? Segala  doa  dari  setiap  tokoh, pemuka  dari  pelbagai agama  dan penganutnya  semua  satu  melambungkan  Doa permohonan  dan  mohon bantuan dan  perlindungan  Tuhan  supaya  Pandemi ini  segera  berakhir.

Banyak  orang  yang  tidak  tahan  dalam  penderitaan  situasi  ini, karena  ditinggal  sanak  saudaranya  dengan  mendadak, kehilangan  mata  pencaharian  hidup. Dan  banyak  yang  mengakhir  hidupnya  dengan  tragis. Seolah Tuhan  tiada  lagi, benarkah  itu ?

Mari  kita  masuk  dalam  keheningan  hati kita, merenung dan  bertanya  apa  maksud  Tuhan  dengan  segala  peristiwa  ini? Jangan  takut, jangan  panic, tenang dan  semakin  mendekatkan  diri para  Sang  Khalik, asal  dan  tujuan kehidupan  kekal. Asal  dari  rasa  kebebasan  dan  kemerdekaan  sejati.

Mungkin  ini  cara  Tuhan menegur, mendidik dan  memperingatkan  kita untuk  menjadi  manusia  yang  merdeka. Merdeka,dalam  mencintai, memelihara, melestarikan  semesta dalam  kerjasama  dengan  sesama  manusia  yang  lain.

Dimasa  pandemic  ini  betapa  banyaknya  organisasi, agama, profane, baik  secara  group  maupun  perseorangan yang  tergerak  untuk  saling  berkerjasama dalam  doa  dan  tindakan  nyata untuk  membantu  sesamanya  yang  menderita.Itu  tanda  bahwa  Tuhan  ada  dan  menggerakkan  hati  umat-Nya  untuk  peka  dan  tanggap pada  sesamanya.

Banyak  yang  tergerak untuk membuat  dan  menyumbangkan  masker, APD, makanan/SEMBAKO, obat-obatan secara  gratis  kepada sesama &  Staf  Medis  yang  membutuhkan. Masih  banyak  gerakan  kemanusiaan  yang  terjadi. Bukankah  semua  ini  Roh  Tuhan  yang  bekerja  agar  manusia  tumbuh  KESADARANNYA bahwa  dia  adalah  makluk  yang  merdeka  yang  mau  keluar  dari  keegoisannya  dan  memerdekakan  sesama-nya.

Mari  kita  bergandeng  tangan  membantu  pemerintah dan  mentaati  Protokol yang  telah  dicanangkan  agar kesetiaan  dan  kedisipinan  kita  sebagai  manusia  yang  MERDEKA, dapat  memutus  rantai  tersebarnya COVID  19.

bangga jadi orang Indonesia ( dok pri )
bangga jadi orang Indonesia ( dok pri )
Saya  yakin  kalau  kita bersatu membangun  kesadaran  ini semua  dapat  teratasi  dan  Corona  akan  cepat  berlalu, serta  kita  bangsa  Indonesia  khususnya, dan  dunia  pada  umumnya  akan memasukki masa  normal  yang  baru. Kita  bangsa  yang  besar.

Mengutip  Pidato  Bapak  Presiden  Joko  Widodo yang  punya  harapan  optimis akan  kemajuan  bangsa, berikut  saya paparkan  sebagian  pidato  dan  harapan  beliau :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun