Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mainan Tempoe Doeloe

23 Juli 2020   22:10 Diperbarui: 23 Juli 2020   22:14 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mainan ular naga ( wikipedia.com )

Setiap jaman  ada  masanya, saya  besyukur  bahwa  boleh  mengalami  perubahan  jaman yang  melonjak.Terkejut  memang dari  jaman dolanan yang  mengandalkan  terang  Purnama hingga  jaman IT yang  super  canggih. Apa  pilihanku? Berhenti, menolak, tidak  mau  belajar? Nantinya  saya  akan  menjadi  manusia  yang  madeg, statis dan  ketinggalan  jaman.

Bermain  dengan  teman

Saya  bersyukur  bahwa  boleh  mengalami  masa lalu  yang  bagiku  dan  teman-teman  sebayaku  amat  mengasyikkan  penuh  kenangan.  Anganku melayang  kemasa lalu, masa kecilku yang penuh dengan kegiatan permaian yang menyehatkan dan  mengembangkan  krestifitas. Betapa tidak hanya membayangkan saja hatiku merasa bahagia dan gembira terlintas sahabat dan teman kecilku tidak ada perbedaan diantara kami, entah itu Jawa, Thionghowa atau bahkan keturunan orang Eropa & Jawa, itulah suasana orang yang hidup di kampungku. Kalau kuhitung ada kira kira 40 anak teman kecilku di kampung. Belum terhitung teman sekolah tentu lebih dari 100 an anak karena sekolah kami di SD ada 4 Paralel.

Merdeka / lompat karet ( wikipedia.com )
Merdeka / lompat karet ( wikipedia.com )
Bila  Purnama  tiba

Jika Purnama tiba yang menjadi penantian setiap anak tanpa dikomando,seusai belajar kami berlari di lapangan dekat langgar ( Mushola kecil tempat ibadat Kaum Muslim) kami berkumpul untuk mengadakan permainan gobak sodor, petak umpet, Cublak-cublak  Suweng, atau Jamuran  yang cara bermainnya ada pelbagai cara diiringi dengan nyanyian Jamuran. Ada lagi permainan lain yaitu Cublak Suweng juga diiringi dengan nyanyian seperti judulnya.

Saya bersyukur menikmati jaman masa kecil yang jauh dari gaged. Dalam permainan banyak hal yang dapat dipelajari antara lain kerjasama, gotong royong, kebersamaan dalam persaudaraan tidak memandang suku atau agama, ketekunan, kejujuran, ketangkasan, kreatifitas, saling membantu dan sekaligus olah raga.

sprengen ( wikipedia.com )
sprengen ( wikipedia.com )
Yang saya sebutkan diatas adalah bentuk permainan yang bisa dilakukan malam atau siang hari. Tetapi lebih asyik dilakukan pada malam hari karena dibutuhkan cahaya rembulan yang membuat permainan lebih asyiik, maklum jaman itu belum ada listrik toh kalau ada orang tertentu atau di toko- toko kota yang ada. Sedang kebanyakan orang menggunakan lampu petromak.sehingga kehadiran Dewi Malam membuat suasana syahdu dan damai dalam keriangan disambut  bahagia  oleh  anak-anak.

Sedang permainan yang biasa dilakukan pada siang hari adalah. Slinggi ( Simbar Garet), lompat karet, Sprengen bermain  tali (  Lompat  tali), Benthik, Sepak Tekong, Bekelan,Engklek ada pelbagai jenis engklek antara lain E. Payung, E Gunung, E Salib,( untuk permaian ini media gambarnya sesuai dengan nama Engkleknya dan cara menggoyangkan kaki dan melompatpun sesuai dengan judul yang dimaksud serta ritmenya. Permainan ini sarana yang bagus untuk olah raga dan menguras kalori) Kebayakan permaian yang saya sebutkan diatas adalah bagus untuk sarana berolah raga karena perpaduan antara lari, lompat dan gerak badan lainnya, kecuali bekelan, Dakon dan Slinggi atau simbar garet ini dilakukan dengan duduk untuk melatih kecekatan, ketrampilan dan menghitung atau matematika.

Permainan tersebut amat sederhana alatnya mudah didapat antara lain. Pecahan genting,untuk Sepak Tekong, kayu  berukuran   beda , bukur/ kerang  dan  biji biji an( kecik Tanjung, Manila, Sawo biasa) atau Klungsu ( biji asam). Waktu itu kecik yang paling Aji ( berharga menurut urutannya adalah kecik Tanjung, Manilo, Sawo baru biji asam yang murah) maka tak jarang kami pergi kemakam "Sunan Pojok" untuk mencari kecik Tanjung supaya permainan kami bergengsi. Jikalau saya menang bermain kecik dan ada teman yang membutuhkan tapi segan mencari maka dia biasa membeli kecik atau bisa menukar dengan barang sesuai dengan perjanjian.

Ada lagi permainan yang krearif yaitu membuat kapal, mobil dengan kulit buah Jeruk Bali, membuat bedil dengan tangkai daun pisang yang dibuat sedemikian rupa, ditoreh bagian kanan dan kiri secara beraturan dan tidak terputus, bisa dibuka dan jika ditutup akan menimbulkan suara yang bagi anak- anak waktu itu seperti suara tembakan. Ada lagi membuat wayang dari rumput, membuat peluit dari batang padi yang sungguh sangat menggembirakan bahkan membahagiakan bila bisa membuatnya.

Juga ada permainan yang tak kalah seru dan mengasyikkan yaitu Pasaran ( Berjualan  seperti  orang  dipasar ) dan Omah- Omahan ( Rumah - rumahan) Dalam pasaran anak- anak menciptakan suasana pasar dengan berjualan serta menggunakan bahan yang ada disekitarnya seperti barang sesungguhnya misal membuat minyak goreng dari daun Waru, daun Bunga Sepatu, atau Daun Randu yang  diremas  dengan  air  maka  hasilnya  akan  seperti  minyak  goreng dan  jika  diberi  warna  akan  seperti  sirup. Membuat jamu dari air yang diberi gamping/batu  kapur dan Cecelkan pohon Mangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun