Suatu hari saya didatangi seorang editor dari Elexmedia untuk menulis buku yang bertemakan untuk anak, saya belum kenal dengan Mbak Agnes Meryana S, katanya beliau tahu untuk menghubungi saya atas anjuran mbak Indah dari majalah HIDUP. Rupanya dengan menulis saya tambah koneksi dan kenalan yang punya minat yang sama.
Setelah ngobrol sana sini akhirnya saya punya ide untuk mengangkat persoalan & penderitaan anak-anak yang Orang tuanya bercerai, ditengah kesibukan saya sebagai Kepala Sekolah SD Notre Dame saat itu, saya tulis buku yang berjudul “ Pa. Ma, Kembalikan Surgaku” dan diterbitkan oleh Elexmedia Komputindo, setelah itu satu persatu lahirlah buku saya dan rasanya semakin banyak menulis semakin peka akan kejadian sehari-hari, maupun apa yang saya alami menjadi “Sumber inspirasi” Munculah ide untuk membuat Novel yang isinya mendidik nah 5 Juni lalu Novel perdana itu sudah terbit dengan judul “ Semburat Putih Pelangi Kasih” namakupun kusamarkan menjadi Monic de Blor artinya Monika dari Blora agar lebih keren, Ceeeile tiru para pengarang England jamannya Charlotte Bronte.
Sebenarnya Novel itu sudah siap terbit sebelum saya tugas di Philippines, namun karena penerbit yang mau menerbitkan mengalami kesulitan finansial (rugi karena perubahan kurikulum Sekolah ) sehingga tidak bisa mensuplay buku Fiktif dan sejenisnya maka buku yang lain gagal terbit, sepulang saya dari Philippines naskahku kuambil dan kucoba tawarkan di Elexmedia dan ditanggapi, betapa senangnyahati ini.
Membuat Majalah Sekolah
Sewaktu saya jadi Kepala Sekolah SMP Notre Dame, saya ingin agar bakat menulis para murid tersalurkan dan supaya mereka menekuni hobby yang postitif. Ide ini saya lontarkan ke para guru dan ditanggapi dengan baik, kami panggil pakar untuk memberi pelatihan Jurnalistik dan dibimbing oleh Bp Bobby Pr lahirlah Majalah Notre Dame yang menjadi alat pewartaan dan komunikasi dengan Orang tua murid dan masyarakat. Para guru & murid yang tertarik pada Jurnalistik terlibat dalam majalah ini, dari TK hingga SMU. Majalah ini juga menambah nilai plus bagi sekolah setiap kali ada akreditasi dan berulang kali meraih prestasi di ajang HIDUP Award yang diadakan oleh seksi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Jakarta.
Dengan mengeluti jurnalistik makin lama memang makin asyiik, saya tidak merasa bosan bahkan bersemangat apalagi banyak majalah muncul karena terinspirasi dengan majalah ND misalnya majalah PDKK Betlehem, MERASUL ( Majalah paroki Thomas Rasul). Bagiku menulis banyak segi positifnya, begitu juga dengan membaca, namun menulis lebih ada nilai plus nya yaitu sebagai lahirnya sebuah karya dari ide-ide Si Penulis. Saya semakin punya banyak teman, sahabat, sesama penulis, saling share ide, bahkan saya bahagia bisa menyelamatkan pasangan untuk tidak bercerai setelah mereka membaca Buku yang kutulis dan berkonsultasi denganku. Saya menyediakan waktu kepada mereka via email. Saya lebih sabar, terbuka melayani, dan mendengarkan orang lain.
Itulah suatu panggilan baru dalam karya pelayananku, memberi pencerahan dan kelegaan dan suatu yang lebih baik pada tulisanku untuk sesama. Menulis itulah identitasku, itulah panggilanku yang membuatku untuk selalu siap dan bertanggung jawab untuk mengungkapkan kejujuran, kebenaran, kebaikan, dan apa yang berkenan bagi Tuhan & sesama. Apalagi saya selalu teringat kata Mutiara Sastrawan besar dari Blora “Orang boleh pandai setinggi langit,tapi selama ia tidak menulis,ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah.Menulis adalah bekerja untuk keabadian” ( Pramoedya Ananta Toer)
Oleh Sr Maria Monika Puji Ekowati, SND
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H