Pandemi membuat segalanya berhenti, anak-anak sekolah pun harus diam di rumah. Banyak orang tua berkeluh, bahwa anak-anak mengalami kebosanan karena harus diam dirumah jauh dari teman sebaya yang biasanya bermain, bercanda, berbagi suka duka bersama.
Nah kini harus mendekam dirumah, membuat tugas sekolah untuk dilaporkan, mainan, makan, tidur, makan lagi dan tidur lagi, seperti lagu yang pernah dinyanyikan Mbah Surip he..he..he.
Memang demikianlah keadaannya. Orang tua menjadi tidak sabar untuk mengajari putra putrinya, mungkin mereka tidak menurut seperti ketika bapak dan ibu guru yang mengajarkannya.
Bagi orang tua yang biasa tidak puas dengan para guru, dan selalu complain ini itu, kini disadarkan bagaimana sulitnya mendidik, mengajar dan mendampingi anak. Yah kalau anak sediri mungkin cuma dua atau satu yang harus diperhatikan, dibimbing dan dituntun. Tapi seorang guru mesti mengahadapi murid minimal 20 anak dalam I kelasnya.
Saya berasal dari keluarga guru, kami berenam semuanyaa guru lengkap dari guru TK sampai Universitaas. Bapakku seorang guru dan Kepala Sekolah SD. Bahkan saya telah berkecipung di dunia
Pendidikan lebih 35 tahun. Apa yang menjadi keluhan, curhatan dari teman kenalan yang harus mengambil alih tugas guru dirumah, hanya kudengarkan dan kuberi nasihat, kuajak wawan hati supaya bisa mengatasi situasi yang terjadi disaat pandemi ini.
Bagimanapun tatap muka dalam pedidikan itu dibutuhkan dan lebih sreg, karena kalau ada kesulitan atau apa saja bisa konsultasi langsung dengan Bapak Ibu guru, aspek social dan psikologis antara anak dan guru bisa saling terjalin, terbentuk.
Saya masih ingat sewaktu saya sebagai Kepala SD, ada seorang anak yang sejak kelas 1 SD dia tidak mau bicara sama sekali, anak itu pintar tapi ya satu itu kelemahannya , dirayu apapun dia tetap kunci mulut tidak mau bicara, kalau dirumah dia mau berbicara lancar. Segala usaha sudah dilakukan oleh orang tua, kerabat dan para guru namun hasilnya nihil.
Telusur punya telusur ternyata, dia kehilangan gurunya (meninggal) sewaktu dia di TK guru itu biasa akrab, bercerita, menyapa dan menjadi guru favoritenya yang dicintainya.
Hal ini terbongkar sewaktu dia Lulus SD, dimana tumbuh KESADARAN bahwa dia harus terus sekolah, dan tentu dunianya juga lain masuk SMP, dia sendiri tumbuh sebagai remaja.
Dengan alasan ini Sr Katarina Maria SND yang notabene sebagai Rektor Sekolah TK & SD Notre Dame yang terletak di Jl West Terrace Ave, Blok ND 001 Perumahan Grand Wisata. tidak kehilangan asa untuk tetap berkreasi agar anak terkesan di hari Wisuda / graduasinya nya, meskipun masih di TK jaman ini sudah semarak dengan acara Wisuda.
Karena Pandemi acara wisuda itu tidak terselenggara disekolah, namun tetap akan diselenggarakan dengan acara door to door, yaitu mengunjungi dan mengadakan upacara wisuda dirumah. Walaupun banyak sekolah yang lain mengadakan secara simbolik dalam Live Streaming.
Di situasi Pandemi ini, memang apa yang tidak pernah kita pikirkan, bahkan kita bayangkan sebelumnya kini harus terjadi dan banyak orang harus banting setir dalam segala pekerjaannya.Banyak muncul ide kreativitas baru, namun tidak sedikit juga yang menghadapi jalan buntu dan frustasi.
Gayung bersambut, merekapun mendukung. Maka segala perencanaanpun dimatangkan. Ijazah TK yang sudah dikemas, Toga dll sudah disteril, mimbar untuk upacarapun dibuat dan dihias. Setelah semua siap dan matang pelaksanaanpun terjadi pada tanggal 12 Juni 2020.
Rektor, Kepsek TK, Perwakilan Wali kelas,TataUsaha, Fotografer,penunjuk jalan, sopir, mulai beraksi mengunjungi Rumah para peserta didik satu persatu dan mengadakan upacara Graduasi di rumah atau teras mereka.
Pengenaan Toga diiringi Lagu Mars Notre Dame, seluruh rangkaian upacara kiranya membutuhkan waktu 10 menit hal ini tentu mengharu biru hati orang tua murid dan sangat membahagiakan hati Sang Anak.
Meskipun ada yang rumahnya jauh tetap didatangi tak terkecuali. Acara ini berlangsung dari jam 08.00 hingga pkl 20.00. Ketika Sr Katarina kutanya apa maksud dan tujuannya melakukan semua itu, dengan wajah berseri dan penuh semangat dan dengan gayanya yang khas mengatakan :” Pokoknya Ter ( suster )
Kami pihak sekolah ingin melayani secara Total bagi siswa dalam segala situasi, pandemic ini bukan halangan untuk kami agar siswa tetap dapat merasakan graduasi meskipun situasi kurang menguntungkan mereka,tapi kami tetap berusaha agar mereka tetap memiliki kenangan saat lulus TK”.Ide yang sangat bagus dan cemerlang pujiku.
Kiranya apa yang dilakukan Warga Sekolah Notre dame Grand Wisata, mendapat sambutan yang luar biasa dari orang tua maupun peserta didiknya, sungguh ini merupakan kenangan indah bagi mereka, bahwa mereka menerima graduasi di Rumah.
Banyak orang tua yang mengungkapkan appresiasinya tidak hanya saat kejadian tersebut berucap terima kasih, tapi juga mengirim berita via What App, yang mengatakan sangat berterima kasih atas koordinasinya dari pihak sekolah, suster, para guru, karyawan/ karyawati tadi ber keliling hingga malam.Terima kasih atas effortnya.
Sampai malam2 dan juga masih tetap sabar membantu dan mengarahkan anak-anak dengan penuh kesabaran agar upacara graduasi bisa berjalan lancar.
Dengan Semboyan “Membangun Karakter Mendidik Nalar” kami hadir untuk menanamkan Pilar Notre Dame agar peserta didik menjadi Pribadi yang berbudi luhur, mencintai diri sendiri dan sesamanya, hidup berbudi dan menjadi berkat bagi sesamanya dan memuliakan Tuhan Yang Maha Baik serta penyelenggara penuh kasih yang sangat mencintaiUmat-Nya
Oleh Sr Maria Monika Puji Ekowati SND