Perkenalanku  dengan  Bu  Grace diawali  sewaktu  hadir  di  acara  Kebangunan  Rohani, sejak  itu  kami  selalu  saling  komunikasi, meskipun saya  bertugas  di  Luar  Negeri, komunikasi, saling  curhat  dan  berbagi  berkat  Tuhan terus  berlangsung. Banyak  orang  memanggil  Bu  Grace  dengan  sebutan  Mama, kebanyakan  para  keponakan  yang  sungguh  dekat  dan  kehidupan mereka  banyak  dibantu  olehnya.Â
Saya  ingin  mengetahui  lebih  dalam jejak  langkah  Bu  Grace  dalam  meniti  karier, maka  saya  mengirim beberapa  pertanyaan  padanya. Meskipun  dimasa  Pandemi  seperti  ini. Bu  Grace  sangat  sibuk, kalau  tidak  di  Bali (  tempat  Yayasan  dan  Panti  asuhan  yang  dikekolanya) kadang  tinggal  di  Bogor  atau  Jakarta. Hasil wawancara  via  WA  saya  coba  tuangkan  dalam  bentuk  tulisan  ini, semoga  para  pembaca yang  budiman dan  sahabat  KOMPASIANER, dapat  mengetahui, mengenal lebih  dalam  siapa  sosok  Biduan  yang  ber HATI  DERMAWAN  ini.
Berdarah  seni dari  keluarga
Siapa  yang  tak  kenal  biduan  manis  dari Ambon yang  bernama  lengkap  Grace Ellen Simon yang  biasa  disapa dengan  Grace  Simon,  merupakan  Sulung  dari  6 bersaudara  buah  cinta  dari  pasangan  Rudolf Simon ( keturunan Belada dan dan Thionghoa ) dan  Sally Latuheru (dari Pulau Kilang,Ambon) Darah seni nya mengalir dari keluarga kakek,Yan Latuheru ( seorang  pemain biola) dan Ibunda  seorang, penyanyi,pemain gitar,penulis,pelukis,pemain sandiwara.Maka  tak  mengherankan  kalau  Grace Simon  memiliki  hobby  menyanyi,menggambar,menulis dan mengajar  Vocal, operet.
Debut  kariernya  dimulai  sejak  di  bangku  sekolah yang  selalu  menyabet  piala dalam  kejuaraan  menyanyi, Piala-piala  tersebut  disimpan di  sekolah  dan  menjadi  saksi bakat  Grace yang  handal. Dulu pernah  terbersit  cita --cita ingin  menjadi Lurah. Namun  situasi mengubah  segalanya. Setelah  tamat dari  SMA Santa Maria,Cirebon Tahun 1971 tahun  itu  juga  Hijrah ke Jakarta, karena  Sang  ayah  di percepat pensiun nya.
Perjuangan  hidup, Grace  muda banting  setir  dari  cita-cita  semula dan  meniti  karier  untuk menghidupi  keluarga  dan menyekolahkan 5 adiknya.  Dengan  berbekal  talenta  seni  akhirnya ikut  tante yang  seorang  penyanyi. Sempat  ikut nyanyi di Night Club"Tropicana" dari  situ mendapat tawaran  shooting oleh Produser Dewi Film,judul nya Mereka Kembali  sebuah  film perjuangan.
debutnya  melencit dimulai  tahun  1972  berlanjut dengan  film  yang  lain seperti  Ratapan Anak Tiri,Cincin Berdarah,Last Tanggo in  Jakarta ,dan paling banyak bermain  film bersama Benyamin S dalam  film Benyamin Ngibul, Benyamin Spion 025, Benyamin Cowboy Ngungsi Disutradarai oleh Nawi Ismail
1975. mengikuti Festival Pop Singer se DKI menyabet  juara 1 membawakan  lagu Bing,ciptaan Titiek Puspa, yang  memang  cocok  dengan  nada  suaranya mantap  mendayu. Ditahun  yang  sama menerima Penghargaan Penyanyi terbaik versi Puspen ABRI, Penyanyi wanita terpopuler Nasional.
1976 Juara 1 Penyanyi Pop Song Festival Nasional,dengan membawakan  Lagu " Renjana" ciptaan  Guruh Soekarno Putra dan  membawanya  menjadi Finalis World Pop Song Festival  di Tokyo.
Kariernya  terus  melaju berperan  dalam  film Drama musik, Lagu untukmu, Pacar Seorang Perjaka yang  dibintanginya  bersama  Achmad Albar. Tentu  ada  pribadi  yang  mendukung dan  menginspirasi  Grace  Simon mereka  adalah  almarhum  Ibundanya  dan tantenya  Tilly Latuheru, serta Broery Marantika,Idris Sardi. Dalam  Pertelevisian  yang  mendukung  yaitu  Alm Chriss Patikawa ( Suami  bintang  film Rina  Hasyim ) dan ,alm Hamid Gruno
Hati  yang  peduli  pada  sesama yang  miskin, menderita
Hati  Grace Simon tidak hanya dikobarkan dalam  seni  namun  juga  dikobarkan  oleh  " Api kasih & Kepeduliannya"  terhadap sesamanya  yang  menderita, miskin  dan  tersingkir. Kiprahnya  itu  terbukti  dengan  banyaknya  anak  yang  diasuhnya. Kisahnya di Th 1991 sewaktu  buka usaha di Pantai Lovina,Singaraja..Â
Suatu hari,datanglah  Pendeta Nyoman Gama dan istrinya(ibu Ni Luh Sarah) menjumpainya dan  mengundangnya  untuk  mengisi  pujian Natal di Klungkung. Disitulah  dia  baru tau bahwa  pasangan  suami  istri  Pendeta  itu  mengurus 80 anak miskin,dari Bali,Sumba,Jawa. Dan sejak itu, Bu  Grace  Simon  terus bantu mencari dana untuk mensupport  Panti tsb.
Selain dari Depsos dan donatur dari Luar  Negeri, Grace Simonlah  yang  tetap terus  mencari  dana tentunya. Panti itu adalah milik Yayasan Greja Kemah Injil, dan Panti terus berkembang,sampai pernah mencapai 250 anak sewaktu ada Bom Bali. Namun seiring berjalan nya waktu,Beliau wafat,dan 10 thn setelah itu,istrinya pun wafat.Â
Bu Grace pun pensiun. Panti Asuhan, Baith El di ambil alih oleh Yayasan. Dan Bu Grace tetap  mengurus panti baru yg didirikan oleh mantan anak Panti  dan  tetap ada di Klungkung,dengan 30 anak saja
"Kegiatan saya mengurus mereka membuat saya jadi bahagia dan awet muda (kata orang) ", demikian  ungkapnya  sambal  tertawa. " Selain itu,saya juga membantu anak --anak dari NTT yang ada di desa-desa. Rasanya "happy" banget lihat mereka bertumbuh", demikian ungkapnya.
Sejak thn 2010 Grace Simon  memilikki  yayasan sendiri,namanya "Cahya Anugrah" Puji Tuhan sudah memberkati banyak anak sampai ada yang sudah jadi Pendeta,PNS,guru.dsb.
Karier di film. Jika  dihitung  sudah  ada 15 film  layar  lebar, untuk  Sinetron tidak banyak,hanya buat mengisi waktu. Kegiatan saat ini main di sinetron "Cinta Suci" dan sekarang  sedang persiapan  "di Jendela SMP" dan konten You tube Grace Simon"Cerita dan Menyanyi"
 Oleh Sr Maria  Monika Puji  Ekowati SND
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H