“Apa yang kau rasakan dihatimu?”, Tanyaku pada sobatku.
“ Saya bisa memahami, mengapa Yesus mengambil lambang Anak Domba?"
“Saya juga merasakan itu “, jawabku
“Ya betapa jinaknya anak domba digendongan kita,padahal baru kali ini bertemu dengan kita khan?”
Kami, sungguh menemukan makna yang dalam dihari ini akan suatu yang rohani.
Betapa nenek moyang kita berusaha untuk menjalin hubungan dengan Tuhan di tempat pemujaan yang tinggi dan indah. Di tempat yang hening dimana hanya terjadi pertemuan Sang Khalik dan hamba-Nya, dalam topangan alam luas nan indah dan subur.
Kenanganku menjangkau masa lalu, dimana nenek moyang kita menunjukkan keahlian, dan ketekunannya menyusun batu-batu besar tanpa alat bantu modern, menjadi candi nan indah, megah, mempesona, menjadi kekaguman dan kebanggaan bangsa.
Perjalanan kami lanjutkan untuk mengelingi Komplek Candi Ratu Boko,yang amat luas. Perjalanan ini sungguh memberi pengetahuan sejarah, kerohanian dan keindahan kreatifitas masa lalu. Kami kagum akan batu yang ditumpuk dan terjalin dalam keindahan penuh sentuhan seni nan artistic, ada ruang kaputren yang luas, pendopo, kolam tempat mandi para puteri raja, tempat pembakaran jenazah, serta sumur suci yang airnya sering diambil oleh para pengunjung.
Hari itu banyak pengunjung, baik turis domestic maupun turis asing, meskipun bukan hari liburan. Setelah puas berkeliling Candi Ratu Boko, kami turun kebawah karena lokasi Candi berada di atas bukit. Mobil wisata sudah ada di tempat, kami langsung menumpang bersama wisata lain menuju lokasi Candi Prambanan. Betapa cantik candi ini memikat mata dan hati para pengunjung, kujumpai turis dari Jepang, Switzeland, Perancis, Belanda Inggris dll. Sebagai orang Indonesia saya bangga bahwa kita mempunyai warisan sejarah yang sungguh mempesona, tanah air yang subur, indah menawan. Namun juga ada keprihatinan jika masyarakat belum sadar untuk bersyukur akan anugerah ini serta untuk memelihara alam semesta dan kekayaan bumi NUSANTARA yang terberkati ini.