(  Puisi  lama  nan selalu  baru dan  bergema )
Di depan-Mu  kuterkesima
Menembus relung  misteri  tanpa batas
Kediaman  terkubur dalam  pesona
Menuntunku menyusuri kekayaan-Mu.
Batinku bergetar, menatapmu Madona.
Di pangkuanmu, tubuh  Putramu kau  sangga.
Dialog  cinta terukir  dalam  kediaman.
Menguak tabir  pemenuhan.
Madona kau terpeta cantik, belia, jelita!
Namun dipangkuanmu  Putramu  terkapar
Seolah  kalah  dan mati.
Mati dari perjuangan-Nya! gagal dan  kalah.
Tapi benarkah  itu?
Hanya  engkau  Madona yang mengerti  jawabannya.
Karena  hatimu bernyalakan  iman.
Hanya dikaulah  yang  mampu  menguak  misteri  maha  dasyat
Kekuasaan  ada  di pangkuanmu.
Seorang  manusia  yang tak bergerak tak bernyawa.
Ketika  semua berpaling dan  tak  mempercayai-Nya.
Kau  tetap  setia
Karena  kau  tahu  kesetiaan yang  ada  pada  Diri-Nya.
Madona, tatkala duka citamu  memuncak, ketika pedih  hatimu  menyatu!
Wajahmu  makin  ayu,dipoles  iman & cinta maha  dalam.
Di depan  PIETA aku  terkesima! Menatap dialog  cinta yang  terpeta.
Kutertegun dalam  kagum  kuasa-Nya
Dalam  kediaman terpancarlah  kedalaman.
Di dalam kediaman terungkaplah  kekayaan!
Kekayaan  rohani nan  adi  luhur.
   Di depan  Pieta  Roma, 27 Maret 1990
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H