Mohon tunggu...
Monika Ayu
Monika Ayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Menumbuhkan Sikap Jujur Pada Peserta Didik

24 Oktober 2017   13:20 Diperbarui: 24 Oktober 2017   13:39 25895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satu yang menjadi masalah di negeri ini, yang sulit dicari kebenaran dan solusinya adalah tentang ketidakjujuran. Banyaknya kasus korupsi, penipuan, penggelapan uang, dan kasus kriminal lainnya didominasi oleh ketidakjujuran. Jangan sampai anak didik kita terjebak dalam kasus-kasus tersebut. Untuk itu pendidikan karakter jujur harus ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah, agar anak menjadi generasi penerus yang berguna bagi nusa dan bangsa.

1. Pengertian Karakter Jujur

Kata "character" dalam Bahasa Inggris berarti "sifat" dalam Bahasa Indonesia. Kata "sifat" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki banyak padanan kata, antara lain: perangai, watak, tabiat, dan akhlak. Secara singkat, karakter dapat diartikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.

Sedangkan pengertian "jujur" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti lurus hati, tidak curang. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki karakter jujur adalah siswa yang batinnya cenderung lurus atau tidak curang sehingga mempengaruhi pikirannya (akalnya) untuk selalu mencari cara berbuat jujur yang kemudian diwujudkan dalam sikap dan tingkah lakunya baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Kecenderungan siswa yang memiliki karakter jujur akan berusaha untuk berbuat jujur, bahkan bisa jadi mencegah orang lain berbuat tidak jujur, atau cenderung mengkritik atau membenci teman atau lingkungannya yang tidak jujur. Ada 3 tingkatan kejujuran dikutip dari sini:

a. Kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan realiti.

b. Kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.

c. Kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tertinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering sekali kita melihat bahkan juga ikut terlibat dalam berbagai macam bentuk aktivitas interaksi sosial dimasyarakat. Salah satunya wujud realisasi dari sikap tidak jujur dalam skala yang sangat bervariasi, seperti: orang tua bereaksi spontan saat melihat anaknya terjatuh dan berkata "Oh, tidak apa-apa! Anak pintar, tidak sakit kan? Jangan menangis, ya!". Hal ini secara tidak langsung anak diajarkan dan dilatih kemampuan untuk dapat "berbohong", dengan menutup-nutupi perasaannya (sakit) hanya karena suatu kepentingan (agar tidak menangis).

Contoh lain juga dapat kita lihat pada kegiatan belajar disekolah. Siswa yang duduk dibangku sekolah dasar, sering mengalami kesulitan dalam menerapkan sikap jujur ketika proses belajar berlangsung. Terkadang mereka terlihat bertingkah laku dengan jujur, tapi tanpa kita sadari ketika materi yang diberikan oleh guru bidang studi belum dapat dipahami, mereka menyembunyikan hal itu. Mereka bahkan mengatakan bahwa mereka telah memahami materi tersebut. Hal ini dengan sendirinya akan mengajak mereka untuk berbuat tidak jujur terhadap mata pelajaran yang mereka pelajari.


Jadi, beberapa penyebab anak kecil berbohong adalah:

a. Takut dimarahi atau dihukum karena berbuat salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun