Mohon tunggu...
Monika Ame
Monika Ame Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Berusaha yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Plus Minus BBC Indonesia sebagai Media Online

26 Februari 2019   21:40 Diperbarui: 26 Februari 2019   21:58 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


BBC Indonesia tidak memiliki media cetak, melainkan hanya berbasis online. Sayangnya pada zaman millennial seperti ini, media berita online sangatlah banyak. Tentu hal ini membingungkan masyarakat untuk mengetahui mana media online yang tepat bagi sumber informasi mereka. Berikut ini empat faktor yang menjadi pertimbangan kelayakan BBC Indonesia:

1. Pemahaman audiens

Menyadari adanya perbedaan secara geografis antara media cetak dan digital, di mana media cetak bersifat regional dan media online dapat diakses dari manapun,  maka BBC memberikan pembagian berita maupun artikel informatif lainnya berdasarkan peminatan para pembaca. Sehingga para pembaca dapat langsung mencari artikel yang sesuai dengan minatnya.

Terdapat kategori berita, olahraga, cuaca, radio, seni. Pada bagian berita terdapat turunan kategori majalah yang berisikan artikel informatif santai (dok. pribadi)
Terdapat kategori berita, olahraga, cuaca, radio, seni. Pada bagian berita terdapat turunan kategori majalah yang berisikan artikel informatif santai (dok. pribadi)
Secara penulisan BBC juga sudah menggunakan rata kiri. Namun, BBC masih belum memberikan hyperlink pada isi tulisannya, padahal hyperlink cukup dibutuhkan pada media online untuk mempermudah pembaca mencari kejelasan lebih lanjut atau artikel terkait.

2. Kredibilitas

BBC jarang memberikan nama penulis artikel yang terkait. Hal ini tentu menyebabkan pembaca sulit untuk memastikan kredibilitas isi artikel. Mengingat juga BBC jarang memberikan hyperlink untuk memberikan informasi pelengkap.

Tidak adanya nama penulis/wartawan dalam artikel (dok. pribadi)
Tidak adanya nama penulis/wartawan dalam artikel (dok. pribadi)
Di luar isi artikel, BBC juga mampu dianggap kredibel karena  merupakan media cabang dari luar negeri dan sudah terdapat kantor serta kontak yang jelas pada website tersebut.

3. Readability & Scanning

BBC cenderung memiliki artikel yang isinya cukup panjang dan masih berbahasa kaku. Panjangnya artikel tersebut disebabkan BBC selalu menggunakan tidak lebih dari tiga kalimat tiap paragraf, bahkan mayoritas hanya berisikan satu kalimat. BBC pun memberikan banyak sub judul untuk mengimbangi panjangnya artikel supaya tetap nyaman dan mudah dibaca.  

Banyaknya penggunaan sub judul (dok. pribadi)
Banyaknya penggunaan sub judul (dok. pribadi)
Sayangnya BBC memberikan daftar hyperlink judul artikel terkait di tengah-tengah artikel, hal ini tentu menyebabkan pembaca salah mengira bahwa daftar tersebut adalah bagian dari isi artikel.

peletakkan hyperlink judul terkait di tengah isi artikel (dok. pribadi)
peletakkan hyperlink judul terkait di tengah isi artikel (dok. pribadi)
4. Interaksi

BBC masih kurang dalam memberikan konten yang dapat berinteraksi dengan pembacanya seperti pemberian video atau bahkan slide photo. Bahkan artikel mengenai video 'Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Azan' pun tidak memuat videonya melainkan hanya menunjukkan salah satu adegan saja.  Artinya, BBC masih menyediakan artikel hanya untuk dibaca searah saja tanpa banyak interaksi. Meskipun pada kasus ini bisa saja BBC sengaja tidak menayangkan video karena kontennya yang bermasalah. 

Selain itu, BBC memang telah memberikan kolom komentar maupun keluhan. BBC juga telah menyediakan tab untuk melakukan pencarian pada website tersebut sebagai usaha adanya interaksi dengan pembaca.

Penggunaan satu adegan video (dok. pribadi)
Penggunaan satu adegan video (dok. pribadi)
Itulah empat faktor yang dapat dilihat untuk menjadi pertimbangan kelayakan BBC Indonesia. Secara isi artikel BBC memang sudah tidak perlu diragukan lagi meskipun sering kali tidak menyertakan nama wartawan/penulis artikel. Tetapi secara pengaturan website, BBC masih memiliki beberapa kekurangan seperti pada aspek  readability dan interaksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun