Mohon tunggu...
Monica Yesica
Monica Yesica Mohon Tunggu... Lainnya - Pejalan

Part Time Writer | Contact me at monicayesicafe@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dewi Bulan dan Raja Malam

31 Agustus 2020   23:17 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:18 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabut malam mulai berhembus

Gelap turun laksana tirai hitam 

Menyelubungi bumi tanpa berkasihan

Sang Raja Malam mulai menuturkan titahnya

Di ujung sana cahaya itu menunggu

Menunggu waktu yang tepat

Untuk membelah tirai malam

Dewi Bulan mulai bersabda

Sang Raja Malam tak mau kalah

Ia mengembangkan sayapnya 

Seluruh bumi gelap gulita

Bahkan bintang pun pergi menjauh 

Dewi Bulan tersenyum diam

Rambutnya tergerai lemah

Ia menghela napas pelan

Sinarnya memancar menyilaukan

Tiada terang bulan jika tiada gelap malam

Dewi Bulan mulai bersabda

Manusia tidak akan mengenal malam

Jika tidak megenal sinar rembulan

Sang Raja Malam mengangkat sayapnya

Kegelapan semakin nyata

Di saat yang bersamaan

Sinar rembulan semakin berkilau

Tiada lebih baik dari aku dan kau

Titah Sang Raja Malam

Kegelapanku menjadikanmu terang

Dan sinarmu semakin nyata dalam kegelapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun