Mohon tunggu...
Monica Salsabilla
Monica Salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Mahasiswa Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Frilled Shark, Ikan Hiu Seperti Belut

29 Desember 2021   15:31 Diperbarui: 29 Desember 2021   16:00 2686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengamatan pertama spesies ikan hiu berjumbai pada tanggal 27 Agustus 2004, dilakukan oleh Rov Johnson-Sea-Link II di Dataran Tinggi Blake Amerika Serikat. Kemudian, pada 21 Januari 2007 seorang nelayan Jepang menemukan spesies ikan hiu berjumbai jenis kelamin betina sepanjang 1,6 m di permukaan laut akibat kelelahan atau sakit dan ikan hiu ini dibawa ke Taman Laut Awashima di Shizuoka, di mana ia mati setelah beberapa jam. Garman, dan banyak penulis sejak itu, telah mengembangkan hiu berjumbai sebagai penjelasan atas penampakan ular laut. Karena ukuran hiu yang sederhana, beberapa ahli kriptozoologi telah mengemukakan keberadaan kerabat raksasa, terutama karena spesies Chlamydoselachus yang lebih besar diketahui dari catatan fosil.

Ikan hiu berjumbai selain ditemukan di perairan Jepang, ikan ini juga telah ditemukan di Afrika bagian selatan yaitu Chlamydoselachus africana dan Chlamydoselachus anguines di Taiwan. Spesimen yang ditemukan menurut peneliti yang mengamati kedua spesimen ini, mengungkapkan bahwa setiap spesies Chlamydoselachus memiliki tingkat perbedaan dalam pengukuran proposional antar daerah. Selain kedua spesimen tersebut, ada satu atau lebih spesies Chlamydoselachus yang terlibat akan menjadi spesies yang kompleks.

Penelitian yang dilakukan dengan pengukuran menunjukkan perbedaan proposional yang konsisten antar spesies Chlamydoselachus. Panjang kepala yang lebih besar 17,3-17,9% untuk C. africana, sedangkan 13,1-16,2% untuk C. anguineus, panjang prepektoral yang lebih besar, 17,0% versus 13,6-15,9%, lebar interorbital yang lebih luas 6,0% versus 4,2-5,5%, lebar bagian dalam lebih besar 4,4% berbanding 3,1–3,9%, lebar mulut lebih lebar 7,0% berbanding 4,0–6,3%, dan bukaan insang yang lebih panjang secara proporsional. Perbandingan langsung spesimen Jepang (termasuk holotipe C. anguineus) dan spesimen Taiwan mengungkapkan subset pengukuran lebih lanjut termasuk perbedaan dalam ruang anus-kaudal lebih pendek pada C. africana 0,8% dibandingkan C. anguineus pada 1,5-1,6%, tinggi kepala lebih lebar 7,3%.

Distribusi ikan hiu berjumbai berada di Atlantik tenggara, untuk C. africana dikonfirmasi hanya dari Angola selatan ke selatan ke Namibia. Meskipun catatan Samudera Hindia langka, spesies Chlamydoselachus telah ditangkap di perairan laut lepas pantai Transkei, Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan dan di lepas pantai kwaZulu-Natal. Spesimen yang ditangkap dari lepas pantai Transkei diambil pada kedalaman antara 1230 dan 1400 m, sedangkan spesimen kwaZulu-Natal ditangkap pada kedalaman sekitar 300 m oleh nelayan perahu ski. Kemudian dilaporkan oleh Smith (1951) tentang seorang pemancing yang diduga menangkap spesies Chlamydoselachus dari dermaga di Port Alfred.

Distribusi ikan hiu berjumbai secara luas hampir di seluruh dunia namun tidak merata. Penyebarannya dari Samudra Hindia Barat; Laut lepas Afrika Selatan; Pasifik Barat; dari Jepang hingga Selandia Baru; Pasifik Timur; California Selatan; Amerika Serikat hinga Chili Utara; Atlantik Timur; Norwegia Utara hingga Nambia Utara. Ikan hiu berjumbai sebagai hewan yang dominan di perairan dalam biasanya hidup di dekat dasar laut mencapai kedalaman perairan bathypelagik sekitar 1000 m. Habitat pada perairan ini termasuk dingin karena kedalaman air yang sangat dalam sehingga tidak terkena cahaya matahari.

Kemampuan ikan hiu berjumbai ketika berdistribusi dan berkomunikasi sulit diketahui karena keberadaanya di laut dalam yang sulit diamati. Namun, berdasarkan informasi yang terkumpul ikan hiu berjumbai mungkin menggunakan gurat sisi (lateral line) dan inder peraba untuk bernavigasi ke berbagai wilayah perairan laut dalam sepanjang kontur dasar laut. Hiu berjumbai juga sensitif terhadap suara atau getaran jarak jauh dan terhadap electrical pulse yang dilepaskan dari otot-otot hewan ini. Selain itu, ikan hiu berjumbai memiliki kemampuan untuk mendeteksi perubahan tekanan air untuk membedakan dari atas ke bawah.

Hiu berjumbai juga disebut sebagai fosil hidup karena spesies ikan hiu ini tidak mengalami perubahan hampir selama jutaan tahun. Hal in dikarenakan karakteristiknya yang tidak berubah selama kehidupanya ketika beradapatasi dengan habitat perairan dalam yang hampir tidak memiliki kompetisi. Spesis ikan hiu berjumbai memiliki morfologi yang mirip dengan ikan belut namun terdapat perbedaan jelas diantara keduanya.

picture2-61cc02a006310e70a47b1212.jpg
picture2-61cc02a006310e70a47b1212.jpg

[ López‐Romero dkk. 2020]

Kepala ikan hiu berjumbai lebar dan pipih dengan moncong berbentuk bulat pendek. Lubang hidung (nostril) terdapat celah vertikal yang dipisahkan menjadi bukaan masuk dan keluar lipatan kulit. Mata ikan hiu ini berukuran cukup besar berbentuk oval seperti mata kucing. Ciri khas ikan ini selain seperti ular atau belut ikan ini memiliki gigi tricuspid kecil dikedua rahang, karena rahang ikan hiu berjumbai sangat panjang barisan gigi ikan ini cukup lebar berjumlah 19—28 gigi rahang atas dan 21—29 gigi rahang bawah.

Panjang ikan hiu berjumbai mencapi 1,35—1,5 m sedangkan, hiu dewasa bisa mencapai 2 m. Warna ikan hiu berjumpai yaitu berwarna cokelat tua atau abu-abu pada bagian atas warna tersebut lebih terang dibandingkan dengan bagian bawah. Insang ikan hiu ini memiliki enam pasang insang dengan insang “frilly” yang dimana terdapat celah insang pertama yang berhubungan dengan rahang bawah membentuk seperti kerah.

Sirip punggung ikna hiu berjumbai seperti lobus kecil yang memiliki jarak jauh dengan sirip bagian perut dan sirip bagian dorsal lebih besar dibandingkan sirip punggung, serta sirip dada lebih kecil berbentuk dayung dan memiliki sirip ekor panjang. Ikan hiu berjumbai memiliki lipatan kulit yanh tebal namun fungsinya belum diketahui kemungkinan besar digunakan untuk mencerna mangsa ukuran besar di sepanjang perutnya, lipatan ini juga berbeda pada bagian tengah relatif lebih panjang dibandingkan ikan hiu betina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun