Mohon tunggu...
Money

Memperbaiki Sistem Pendidikan Indonesia Lewat Pengajar

30 April 2015   01:11 Diperbarui: 2 April 2018   02:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin selama ini jika membicarakan cara memajukan sistem pendidikan nasional yang banyak terlontar dari pikiran orang-orang adalah memperbaiki kurikulum demi terciptanya siswa yang makin berkualitas dan sesuai dengan tuntutan jaman.

Akan tetapi ada yang lebih penting dari kurikulum itu sendiri yaitu memperbaiki para tenaga pengajar Indonesia terlebih dahulu, karena pengajar tidak hanya menerangkan tentang materi pembelajaran saja akan tetapi pengajar haruslah memiliki kepribadian dan ketrampilan yang menarik, karena guru tidak hanya ditiru dalam hal akademia nya saja akan tetapi juga ditiru dalam perkataan dan perbuatannya.

Apalagi Indonesia merupakan negara yang condong dengan adat ketimuran yang mengutamakan kesopanan dan tingkah laku yang pantas dan sesuai dengan adat timur, bukan hanya tentang kepribadian pengajar saja tapi kecakapan pengajar juga sangat berpengaruh, banyak sekali pengajar atau guru yang mengajar tidak sesuai dengan gelar sarjana sebagai contoh guru lulusan sarjana hukum mengajar pendidikan kewarganegaraan, meskipun di dalam membentuk good citizen, masyarakat harus melek hukum dalam kesehariannya sebagai warga negara akan tetapi jika dalam hal  pedidikan sudah selayaknya dan sepantasnya di ampu oleh seorang sarjana pendidikan dengan program studi pendidikan kewarganegaraan semasa duduk dibangku perkuliahaan.

Itu terjadi karena guru tidak bisa menerangkan materi sesuai dengan sebagaimana guru pendidikan kewarganegaraan ajarkan, padahal untuk menjadi seorang guru atau pengajar haruslah memiliki landasan ilmu terlebih dahulu agar saat ia mengajar apa yang ia ajarkan itu memiliki dasar dan landasan sehingga tidak hanya asal-asalan saja.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun