Mohon tunggu...
Monica Putri Kristy
Monica Putri Kristy Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

seorang siswa pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perbedaan Kehidupan

21 November 2024   11:02 Diperbarui: 21 November 2024   11:07 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Di sebuah desa tinggalah seorang gadis yang sangat cantik. Senyumnya yang manis, hingga bulu mata nya yang lentik alami membuat siapapun yang melihatnya jatuh hati. Banyak orang menyebutnya dengan sebutan kembang desa. Ya, itulah Sophie, kembang desa di desa Kemuning. Hampir semua warga desa menyukainya karena sifat dan paras dari Sophie. Sophie termasuk orang yang berkecukupan, keluarganya termasuk dalam kategori menengah keatas di desanya.

 Suatu hari Sophie mendapat tawaran dari sekolahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota. Pihak sekolah yakin, orangtua Sophie mampu untuk membiayai sekolah di kota. Awalnya Sophie menolak karena tidak ingin tinggal jauh dari orangtuanya. Sophie rasa, ia belum bisa hidup sendiri di kota tanpa teman dekat dan keluarganya.

 Akhirnya Sophie mendiskusikan dengan orangtuanya. Sophie menjelaskan semua dan bertanya bagaimana pendapat sang ibu dan ayah dengan bertanya

"Bu, aku mendapat tawaran sekolah di kota, tetapi aku belum yakin pada diriku sendiri untuk dapat tinggal jauh dari bapak dan ibu, juga teman-temanku Bu" jelas Sophie.

 Akhirnya bapak Sophie angkat suara tentang hal ini

"Kamu sangat beruntung Sophie mendapat tawaran seperti itu. Bapak setuju kamu melanjutkan pendidikan di kota." Jawab sang bapak. Ibu dari Sophie pun turut menambahkan argumennya yang berisi

"Tidak apa-apa, ibu yakin kamu bisa melatih kemandirianmu tanpa adanya bapak dan ibu disana. Ibu pun setuju dengan pendapat bapak". Tambah ibu Sophie.

 Singkat cerita, Sophie sudah pergi merantau. Ia memulai hidup barunya di kota dengan tampilan, paras, dan sifat yang sama saat ia berada di desa. Sophie mulai merasakan ketidaknyamanan tinggal jauh dari orangtua. Ia harus melakukan apapun itu sendiri, tidak ada yang membantunya apalagi memujinya.

 Saat di desa, ia sangat sering mendapat pujian karena paras, sifat dan kepribadiannya. Akan tetapi itu semua berbanding terbalik dengan kehidupannya sekarang di kota. Ia tidak merasa dirinya berharga disini. Terjadi demikian karena banyak orang kota yang mampu melebihi Sophie dari segala aspek. 

 "Aku kurang apa ya disini? Apa aku kurang cantik? Kurang baik? Kurang kaya? Gumam Sophie sambil merefleksikan sendiri. 

 Sophie merasa tidak percaya diri lagi sekarang, hingga fokusnya dalam pelajaran terganggu. Ia memikirkan kondisinya bila ia tetap berada di desa. Pasti ia akan terus mendapat pujian,  tidak seperti sekarang yang selalu kalah dalam segala hal dari orang-orang disekitarnya.  

 "Coba kalau aku ada di desa sekarang, pasti banyak yang peduli dan memperhatikanku karena apa yang kumiliki. Tetapi apalah daya aku sekarang disini, hanya menjadi butiran debu." Ucap Sophie kembali.   

 Namun dari pemikirannya itu, ia mengingat bahwa masih banyak orang di desanya yang peduli dan perhatian kepada kehidupan Sophie. Mungkin banyak warga desa yang menginginkan kehidupan seperti Sophie namun terhalang ekonomi. Sophie pun kembali mendapat motivasi dan penyemangat untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun