Nasi Langgi Jalan Kyai Mojo Yogyakarta selalu ramai didatangi oleh pembeli. Dibalik ramainya usaha ini, tentu ada kerja keras dari pemiliknya.Â
Ketika penulis sampai di tempat usaha Nasi Langgi Jalan Kyai Mojo Yogyakarta ini, pembeli sudah ramai mengantre untuk memesan. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 18.00 WIB, yang artinya Nasi Langgi ini baru buka sekitar satu jam. Melihat ramainya antrean pembeli, mendorong penulis untuk melakukan wawancara pada pemilik usaha ini.
Namanya adalah Kuncoro Sapto Abimanyu atau yang akrab disapa dengan Abimanyu. Pria yang berusia 30 tahun ini adalah pemilik dari bisnis kuliner Nasi Langgi di Jalan Kyai Mojo Yogyakarta.Â
"Nasi Langgi ini isinya ada nasi putih, dilengkapi dengan suwir telur, abon, kering tempe, kering kentang, mie, dan juga sayuran," jelas Abimanyu.
Pembeli dapat memilih lauk sesuai dengan keinginan. Rentang harga dari Nasi Langgi ini mulai dari Rp 5.000,00 untuk tiga macam lauk, Rp 6.000,00 untuk empat macam lauk, Rp 7.000,00 untuk enam macam lauk, sampai dengan Rp 8.000,00 untuk lauk lengkap. Cukup terjangkau bukan?
Usaha Nasi Langgi ini mulai buka pada pukul 17.00 WIB. "Untuk tutupnya tidak tentu, sejauh ini paling lama jam 10 malam. Tapi biasanya sekitar jam 8 malam sudah habis, jadinya tutup," kata Abimanyu.
Bisnis kuliner Nasi Langgi ini sudah dijalankan oleh Abimanyu sejak tahun 2016. "Saya memulai bisnis Nasi Langgi ini sejak Desember 2016, berarti Desember bulan depan genap tiga tahun," jelas Abimanyu.
Abimanyu mengatakan, dahulu ia merupakan seorang koki pada suatu hotel. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk menciptakan dan mengontrol usahanya sendiri.Â
Awalnya, Abimanyu memiliki usaha French Fries dan Barbeque dengan berbagai rasa antara lain seperti teriyaki, blackpepper, dan yang lainnya.
Bisnis tersebut pada awalnya berlokasi di dekat Tugu Yogyakarta, namun Abimanyu tidak merasakan adanya perkembangan bisnisnya. Ia mengatakan, "dulu saya jualan di Tugu. Karena di Tugu ramai, tapi ternyata, menurut saya, disana itu orang-orang kurang tertarik dengan kuliner. Mereka lebih memilih untuk foto-foto saja. Jadinya bisnis saya kurang berkembang."