Prinsip 3 - Gunakan sudut pandang yang konsistenÂ
Hasil-hasil yang prospektif dari alternatif-alternatif harus dikembangkan secara konsisten dari sudut pandang yang telah didefinisikan. Â Konsistensi cara pandang pada alternatif-alternatif memberikan hasil yang lebih akurat pada pengambilan keputusan.Â
Prinsip 4 - Gunakan satuan pengukuran yang umumÂ
Penggunaan satuan ukuran yang umum untuk menghitung hasil-hasil prospektif akan mempermudah analisis dan perbandingan alternatif-alternatif yang didapat. Selain itu, penggunaan pengukuran yang umum lebih mudah dipahami dan diterima oleh berbagai pihak. Â
Prinsip 5 - Pertimbangkan semua kriteria yang relevanÂ
Pemilihan alternatif dalam proses pengambilan keputusan yang tepat memerlukan penggunaan suatu (atau beberapa) kriteria. Â Proses keputusan ini mempertimbangkan hasil yang dinyatakan dalam satuan moneter atau suatu satuan pengukuran yang dibuat secara eksplisit secara deskriptif.Â
Prinsip 6 - Bentuk ketidakpastian menjadi eksplisit
Ketidakpastian yang terkandung dalam memproyeksikan (atau memperkirakan) hasil-hasil alternatif di masa yang akan datang harus dikenali dalam analisis dan perbandingannya. Â Dengan mengenali mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan risiko, proses pengambilan keputusan akan lebih sempurna. Â
Prinsip 7 - Meninjau kembali keputusan-keputusanÂ
Hasil-hasil pengambilan keputusan yang diproyeksikan semula dari alternatif terpilih, kemudian dibandingkan dengan hasil- hasil sebenarnya yang dicapai. Perbandingan ini tidak lain merupakan bentuk evaluasi pada keputusan hasil analisis yang telah dilakukan sehingga keputusan akhir dapat lebih meyakinkan untuk dijalankan.
Suatu proses pengambilan keputusan yang dapat dilakukan menghasilkan keputusan yang tidak tepat dan tidak diharapkan. Â Kesalahan umum yang terjadi dalam alternatif-alternatif merupakan kelalaian untuk sepenuhnya melengkapi pertimbangan dalam perdebatan-estimasi untuk faktor-faktor yang dipilih pada keputusan. Â Evaluasi pasca pengambilan perlu dilakukan karena dapat mewakili kelemahan dalam studio-studio ekonomi teknik yang dilaksanakan.