Burnout syndrome merupakan kondisi psikologis yang ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, sinisme, menurunnya penghargaan diri, dan rasa tidak mampu sebagai respon dari stres kerja yang kronis. Penyebab utama dari burnout adalah lingkungan kerja disfungsional sehingga menimbulkan kelelahan, perasaan keterasingan dari pekerjaan, dan penurunan kinerja. Burnout dapat dicegah dan diatasi dengan menerapkan pola hidup sehat, meningkatkan efikasi diri, dan terbuka dengan orang lain.Â
Â
Daftar pustaka
Humas FKUI. (2020, September 14). 83% Tenaga Kesehatan Indonesia Mengalami Burnout Syndrome Derajat Sedang dan Berat Selama Masa Pandemi COVID-19 [Berita]. fk.ui.ac.id. fk.ui.ac.id
InformedHealth.org [Internet]. (2020, Juni 18). Depression: What is burnout? www.ncbi.nlm.nih.gov. www.ncbi.nlm.nih.gov
Lailani, F., Edy, P., & Nurdiana, F. (2005). Burnout dan Pentingnya Manajemen Beban Kerja. BENEFIT, 9(1), 92-93.
Muflihah, L., & Savira, S. I. (2021). Pengaruh persepsi dukungan sosial terhadap burnout akademik selama pandemi. Character : Jurnal Penelitian Psikologi, 08(02), 201–211.
Nelma, H. (2019). Gambaran burnout pada profesional kesehatan mental. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Pengembangan SDM, 8(1), 12–27.
Tawale, E. N., Budi, W., & Nurcholis, G. (2011). Hubungan antara motivasi kerja perawat dengan kecenderungan mengalami burnout pada perawat di RSUD Serui–Papua. INSAN, 13(02), 74–84.
Tim CNN Indonesia. (2021, Agustus 22). Survei: Mayoritas Netizen Burnout Gara-gara Pekerjaan. cnnindonesia.com. www.cnnindonesia.com
Ulfa, S., & Aprianti, M. (2021). Pengaruh efikasi diri terhadap burnout dan perbedaanya berdasarkan gender (studi empiris pada mahasiswa fakultas psikologi). Psychosophia, 3(1), 24–35.Â